Kau bilang menyukai bunga, mengapa tega memotong tunasnya tanpa sisa?
Kata-katamu sungguh manis, namun dusta itu gelap padamkan sorot matamu.
Waktu sungguh berharga dan tidak tergantikan, katamu. Kau tenggelam dalam keluh kesah.
Kau rindukan hujan, mengapa merutuki titik airnya yang menyapa wajahmu?
Sinar surya energi dambaan, katamu. Kau berjalan dalam gegas mencari bayangan untuk berteduh.
Bila kau bisikkan kata cinta kepadaku, kuharus membuka lembaran baru dan melupakanmu.