Pukul lima pagi yang sejuk, di sebuah pasar rakyat. Banyak orang terbatuk-batuk, sebagian karena badan rapuh terhempas angin sisa malam harinya. Sebagian lagi karena mereka memaksakan diri berbicara keras sambil tertawa dalam gelak bersambungan. Abang, Si mPok, Aki dan Nini, semua sama saja. Juga Cici dan Koko serta para tukang sayur dan abang bubur.
KEMBALI KE ARTIKEL