Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Zombie Menyeringai dan Kepedihan Abadi

21 Mei 2015   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 95 14
Hai gerombolan ZOMBIE yang baru bangkit dari kegelapan lapisan terbawah kerak bumi, silakan bermegah diri, merasa gagah, merasa cantik dan anggun, merasa jenius, dan berkasta setingkat Dewa Zeus, atau Ratu Ular Beludak --- nikmatilah racun mulutmu yang sedang berbuih-buih, rentangkan cakar kuku busukmu menebar virus kepedihan menyaksikan seorang makhluk kerempeng, berpeluh dan berdarah-darah mencoba menerabas barikade pasukan iblismu.

Aku tidak gentar. Aku dan kawananku --- manusia biasa yang hanya punya secuil nalar, sepotong kewarasan, dan sebiji harapan untuk tetap berjalan maju, menerobos barikade kalian, menuju titik cahaya pembebasan --- agar rakyat Indonesia sejati --- makmur, berbudaya, dan adil merata.

Indonesia tumpah darah kami, jangan kalian mengaku orang Indonesia, kalau yang kalian perbuat hanya membuat bising anak-anak bayi papa, mengaduk hati pelacur haus dunia, dan memeras belas kasihan penunggang hewan bertanduk, bertaring, tak bermata.

Kulihat ulah kalian semua, kuingat tulisan buruk dan laknat yang kautorehkan pada jiwa-jiwa kelana papa, miskin harta, tak punya hati, tak bernyali, namun mulut menganga -- mendesiskan kalimat kematian jiwa, kematian dalam tampilan raga yang bergentayangan, meraba dalam kegelapan. Kalian zombie, kami akan perangi dengan nurani.

Kalian bau wangi, kadang dan sesekali karena kalian menyaru -- bertopeng -- berkedok -- dan kadang, tak bisa sembunyikan diri sebagai zombie aneka rupa.

Dunia bukan milik kalian, bila itu kemuliaan semu.
Dunia bukan dalam genggaman, seperti sangkaan kalian
Dunia adalah ciptaan-Nya
Sang Khalik yang punya kehendak Maha.

Zombie, kau bisa menyeringai ... kali ini
Dan kupercaya, kalian bahkan tak bisa mati
Kerna kalian harus menanggung nyeri
Abadi ...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun