Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Tanggal 30 April: Hari Jazz Internasional

30 April 2014   20:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01 278 3
Pada bulan November 2011 di Markas Besarnya, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan  tanggal 30 April sebagai Hari Jazz Sedunia (International Jazz Day). Tujuan penetapan hari yang dianggap penting itu adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat internasional tentang keutamaan jazz, sebagai sarana pendidikan dan kekuatan untuk memajukan perdamaian, kesatuan, dialog dan kerja sama di antara masyarakat luas.

Maka pada 30 April 2012, UNESCO meluncurkan untuk pertama kalinya Hari Jazz Internasional itu,dan pagelarannya diadakan di Paris. Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, dalam pesannya saat hari peluncuran itu, menekankan bahwa jazz dalam sejarahnya telah menjadi kekuatan bagi perubahan positif dalam masyarakat.   (2013), dan tahun ini di Osaka (Jepang).

UNESCO telah memilih kota Osaka, Jepang sebagai tuan rumah gelaran tahunan International Jazz Dayyang tahun ini memasuki putaran ketiganya. Pada 30 April 2014, sebuah konser akbar akan dilaksanakan di Osaka Castle Park, salah satu lokasi bersejarah di Jepang. Hari itu pula, jazz dirayakan serentak di penjuru dunia.

Bagaimana perayaannya di tempat lain? Kalau yang saya dengar, di Makassar diadakan di event "Makassar International Jazz Day" yang dipusatkan di di Hotel Swissbell-Inn Makassar. Itu untuk tahun lalu. Saat itu ketua penyelenggara perayaan di Makassar itu bilang kalau event menarik ini akan diadakan setiap tahunnya, dan dengan mitra penyelenggara yang sama juga - yaitu Hotel Swissbell-Inn Makassar. Dan ternyata hal itu memang benar, seperti diberitakan oleh Tribun News dua hari lalu, ketika perayaan di Makassar diadakan dua hari lebih awal.

Acara Hari Jazz Internasional INI bisa diikuti live, langsung dari Osaka. Melalui webcast. Jadwalnya sih diadakan pada pukul 9.45 petang waktu New York, itu artinya jatuh tgl 1 Mei pukul 8.45 WIB.

Osaka terpilih sebagai tuan rumah Hari Jazz Internasional 2014, karena kota ini punya peran penting dalam awal perkembangan jazz di Jepang, yaitu pada sekitar tahun 1920. Sudah cukup lama ya, hampir empat dekade yang lalu. Pantas saja karya dan permainan para musisi jazz Jepang keren-keren , misalnya menurut yang saya sukai saja ya, pemain saxsofone dan flute Sadao Watanabe, Himiko Kikuchi yang saya gandrungi permainan pianonya yang sampai menyerap konsentrasi, grup jazz fusion Casiopea yang syik asyik dengan setiap individu alat musik yang dimainkan bersama (ada gitaris Issei Noro, pemain bas Tetsuo Sakurai, dan pemain keyboard Takashi Sasaki).

Saya mengenal Casiopea sejak nonton JakJazz Festival di tahun 1990-an waktu diadakan di Ancol. Yang saya suka dengan jazz itu, musiknya sepintas aneh dan kadang ramai, ruwet, atau nano-nano. Namun makin lama dinikmati, tidak terasa konsentrasi kita malah terbentuk. Dan itu sensasinya luar biasa menurut saya. Makanya kalau sedang belajar, saya malah mendengarkan Jazz, meskipun dengan setelan suara yang pelan. Dan uniknya, setiap instrument yang menjadi unsur komposisinya bisa dinikmati baik secara terpisah atau terpadu. Itu sih memang subyektif, tapi ya begitulah jazz.

Nonton sesi nge-Jam juga membuat kita jadi seperti berharap dan penasaran dengan "kejutan" improvisasi spontan para pemain jazz-nya. Bagi saya, mendengarkan jazz itu tidak pernah bosan. Bukan apa, ya karena kadang ada komposisi yang tidak bisa dihapalkan dan diantisipasi nadanya itu. Lagi-lagi, ini pendapat saya sebagai orang awam yang menjadi penikmat pasif.

Untuk vokalis jazz, yang pertama kali saya dengar dan langsung suka itu antara lain Dionne Warwick, Selena Jones, Nancy Wilson. Saya sempat jadi pemburu semua album Nancy Wilson, menghapalkan setiap lagunya yang sangat soulful, penuh penghayatan dan bermakna dalam.

Kembali pada perayaan Hari Jazz Internasional kali ini, Herbie Hancock selaku UNESCO Goodwill Ambassador (Duta PBB untuk Dialog Antar Budaya) menyatakan kalau audiens Jepang itu sangat setia. Mereka menempatkan seni secara luhur dan jazz diapresiasi sebagai musik yang bercita rasa tinggi, bahkan melebihi publik Amerika Serikat pada umumnya.

Adapun musisi yang akan tampil di perayaan tahun ini antara lain Herbie Hancock, Wayne Shorter, Kenny Garrett, Terumasa Hino, Dee Dee Bridgewater, Gregory Porter, Roy Hargrove, Marcus Miller, Esperanza Spalding, Earl Klugh dan John Scofield. Kali ini saya hanya pernah mendengarkan album Earl Klugh. Yang lainnya saya malah belum pernah mendengar sama sekali. Saya lebih akrab dengan Erni Watts (seorang musisi blues Amerika), Phil Perrie (composer, penyanyi dan musisi Amerika untuk R & B), Lee Ritenour  (pemain gitar yang khas) dan seringnya tampil dalam grup "Fourplay" yang tersohor dengan "Bali Run"-nya dua dekade yang lalu. Musisi-musisi inilah yang saya saksikan penampilannya secara langsung di acara JakJazz di Ancol puluhan tahun yang lalu.

Saya juga sangat menyukai komposisi dan penampilan David Benoit dengan pianonya yang "oh so romantic and awesome". Saya sampai setiap hari mendengarkan "Songs without Words"-nya si Benoit ini tanpa bosan. Waktu itu lucunya yang namanya CD atau DVD belum ada. Kalau adapun, harganya selangit, saya masih ingat kalau beli di Aquarius, harganya sekitar Rp 300.000 (tahun 2000-an). Saya juga sempat beberapa kali membeli kaset yang persis sama gara-gara yang lama pitanya keriting keseringan diputar.  Musisi-musisi inilah yang saya saksikan penampilannya secara langsung di acara JakJazz di Ancol puluhan tahun yang lalu.

Oh ada lagi, saya selalu terbawa perasaan saat mendengarkan "Masquerade" nya Sergio Mendez. Belum lagi si Antonio Carloz Jobim dengan gubahan-gubahannya yang eksotis. Wah panjang kalau diceritakan di sini. Akhirnya, yuk menyimak webcast International Jazz Day dari rumah masing-masing!

Untuk pemusik jazz Indonesia, saya beruntung pernah beberapa kali menyaksikan penampilan langsung almarhum Bill Saragih yang mengagumkan, bukan saja musik dan suaranya namun juga pembawaannya sebagai pemusik sekaligus MC bagi dirinya sendiri. Penyanyinya Ermi Kulit-lah. Jadul ya saya? Tapi Keris Patih saya juga suka. Wah semua musik memang membuat hidup lebih hidup. That's to me.

Salam Kompasiana.

@Indria Salim

*Dari berbagai sumber, antara lain wikipedia & jazzday[dot]com*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun