Menulis itu, kadang ibarat pedang bermata dua. Satu sisi mengarah pada orang lain, pada saat yang bersamaan itu juga mengarah pada diri sendiri. Pedang bisa tajam, atau tumpul. Salah satu atau kedua sisi mata pedang, bisa mengenai salah satu pihak, atau juga keduanya. Tulisan ini, saya maksudkan lebih untuk introspeksi diri, agar bisa menyikapi hingar bingar Pilpres 9 Juli 2014, di negeri ini, dengan dewasa, saksama, bijaksana, dan mawas diri.
Menuliskan kegeraman, atau kegusaran itu sekali-sekali saja. Ibaratnya orang sakit karena alergi cuaca, jenis obatnya bukan antibiotik, cukup "diminum BILA PERLU".