Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mengenalkan Pernikahan Islami

23 Maret 2010   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 111 0
Di tengah derasnya arus Kapitalisme yang masuk ke negeri ini, mengenalkan pesta pernikahan islami kepada masyarakat merupakan tantangan yang cukup berat. Cibiran, ejekan, pandangan sinis merupakan hal yang pasti ditemui di lapangan. Wajar, karena memang mereka masih belum paham dengan konsep pesta pernikahan yang islami. Sehingga masih menganggap hal itu merupakan hal yang aneh.

Kalau kita bandingkan antara pesta pernikahan islami dengan pesta pernikahan pada umumnya sangatlah bertolak belakang. Pada pernikahan masyarakat umum, pengantin laki-laki dan perempuan duduk di pelaminan yang sama dengan didampingi kedua orang tua masing-masing, kemudian tamu laki-laki dan perempuan masuk melalui pintu yang sama, dan tidak ada hijab yang memisahkan antara tamu laki-laki dan perempuan. Meja prasmanan yang tersedia juga cuma satu. Sehingga pada pernikahan masyarakat umum terjadi ikhtilat alias campur baur antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan pada pernikahan islami, pengantin laki-laki dan perempuan duduk di pelaminan yang berbeda. Pelaminan pengantin perempuan berada di antara tamu perempuan dan pelaminan pengantin laki-laki berada di antara tamu laki-laki. Tamu laki-laki dan perempuan masuk melalui pintu yang berbeda dan ada hijab yang memisahkan antara tamu laki-laki dan perempuan. Secara otomatis berarti meja prasmanan yang tersedia ada dua. Satu berada di antara tamu laki-laki dan satunya lagi berada di antara tamu perempuan. Sehingga dengan konsep pernikahan islami tidak akan terjadi ikhtilat antara tamu laki-laki dan perempuan.

" Ihh... ribet banget sih... lewatnya harus muter..." , " Ini dari pengajian mana sih... seumur-umur baru kali ini pernikahan kok pake ditutup-tutup segala..." , " Ini pernikahan ato ada yang meninggal sih...??? " , " payahh... jadi g bisa cuci mata... g bisa ngeliat cowok cakep..." , " Aduh... gimana sih... pengantin prianya g keliatan... " , " Banciii... yang masuk ke situ berarti banci kan itu hanya untuk wanita... hi3..." ya... begitulah bermacam-macam komentar yang kami terima ketika mencoba mengenalkan pernikahan yang islami kepada masyarakat. Apapun komentar mereka tetap kami hadapi dengan senyuman. " Maaf bu... tamu perempuan di lewat sini..." , " Maaf untuk tamu laki-laki di sebelah Pak... " . Penuh tantangan, ribet, capek karena harus mondar-mandir mengawasi jangan sampai ada tamu perempuan yang makan diantara tamu laki-laki, deg-degan takut gagal, dan macam2 yang lain. FFiuhhh... tapi semua   itu terbayar lunas kalau kita berhasil melaksanakan pesta pernikahan yang  islami. Walaupun banyak sekali pihak yang tidak setuju.

Bagi teman-teman yang ingin melaksanakan pernikahan islami ada tips dari saya : 1.  Komunikasikan konsep pernikahan Islami kepada Orang tua sejak dini. Hal ini sangatlah penting karena ketika orang tua sudah setuju maka saudara yang lainpun akan mengikuti kehendak orang tua. walaupun kita tidak tahu akan menikah kapan... setaun ... atau dua taun lagi tetapi lakukan komunikasi terhadap orang tua tentang konsep pernikahan islami. Jangan mendadak. satu bulan lagi mau menikah baru berkomunikasi kepada orang tua tentang konsep pernikahan yang islami. Yang ada konsep kita akan ditentang. 2. Komunikasikan Konseppernikahan islami kepada saudara-saudara yang lain sejak dini. Bagaimanapun kita butuh dukungan mereka. 3. Bersikap tegas tapi tetap memperlihatkan kesantunan.

Sayang sekali bila kita melewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini dengan perbuatan yang justru dilarang oleh islam. Kita semua pasti ingin mulai dari proses sebelum pernikahan sampai pesta pernikahan berlangsung tetap dalam koridor syariah. Karena ini merupakan kesempatan emas untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa "ini lho" pernikahan yang islami. Bukan pesta dengan penuh kemewahan dan ikhtilat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun