Aku tak ingin sekali pun mengenal, memahami, terpesona lalu jatuh hati
Akan ku bangun tembok yang kokoh sebagai batas antara kau dan aku
Supaya kita tak pernah punya kesempatan untuk bertemu, bicara, berbagi, dan saling berjanji
Aku begitu salah karena telah mempercayai segala kata yang kau ucapkan
Aku begitu lemah dan mendadak menjadi bisu-tuli oleh dahsyatnya perasaan
Hanya sisa-sisa iman yang membuatku tersadar dan mampu menegaskan
Bahwa kau harus enyah sekarang!
Tahukah dirimu?
Aku lelah menunggumu tanpa hitungan waktu
Sampai-sampai tak ku izinkan seorang pun menginjakkan kaki di sini
Demi sebaris kata yang sudah kita jadikan sebuah janji
Tahukah kau sekarang?
Aku lelah tapi tetap menanti dalam diam
Jika orang bertanya pasti ku jawab dengan bungkam
Hingga tak seorang pun tahu isi hatiku yang terdalam
Sungguh aku masih berharap kau akan datang
Ketika aku menemukan bahwa hatimu berpindah ke lain orang
Hatiku serasa dihujam seribu sembilu
Tak sepatah kata pun kau lontarkan sebagai pembelaan
Menambah sakitnya luka di relung hatiku
Kini kau jangan bicara lagi tentang hati
Karena hati yang pernah kau singgahi telah mati
Terkubur bersama tangis dan taburan bunga rampai
Kini kau juga jangan tanya tentang cinta
Karena aku hanya satu kali menuliskannya
Ketika tulisan 'aku mencintaimu' telah hilang
Maka selamanya aku tak punya cinta
Semarang, 10 Oktober 2010