Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jatuhnya, bukan lagi I Love You Unconditionally

24 Juli 2012   12:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:41 118 1
Sebuah hubungan memiliki proses. Proses perkenalan, yang selalu bertaburan sayang. Kata-kata I love you till dead atau I love you unconditionally akan selalu menghiasi hati yang sedang berbunga-bunga. Tahap ini, kamu tak pernah sepi harapan atau pun perhatian.
Kemudian proses perpisahan. Benar-benar berpisah, berpisah karena pikirannya telah mati dan telah memiliki ragam syarat dalam mencintai. Dalam tahapan ini melekat kata sedih, kecewa, rapuh, dan ragam kata lainnya yang mewakili antonim bahagia dan senang.

Di antara tahap perkenalan dan perpisahan ini ada penyesuaian, saya selalu melupakan proses penyesuaian. Saya bahagia dengan perkenalan dan saya akan sedih berlarut-larut ketika saya menerima perpisahan.
Pengalaman bersama perpisahan membuat jari-jari saya menari. Di bawah ini adalah akhir yang sempat terekam ketika masa itu.

Puan yang Tersandung Akhir
: Rasanya hidup telah berakhir

Pagi telah beranjak lelap pun tak bisa kujalani haruskah kupakai kata-kata Pablo kalau kau sedikit demi sedikit berhenti mencintaiku haruskah kusedikit demi sedikit berhenti mencintaimu

Saat lelakiku katakan ya sudah akhiri saja
Kan kuminta Tuhan tuk kembalikan waktu
Karena nyatanya jiwaku takut kehilanganmu

Ah,lelaki
Inginku dekap dirimu
Hingga ku tak lupa bagaimana melukis rasa lewat malam yang berpucuk rindu

Ya,lelakiku
Inginku bersamamu malam ini
Hingga bisa kurasakan dahaga embun pagi esok rasuki ragaku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun