Kemudian proses perpisahan. Benar-benar berpisah, berpisah karena pikirannya telah mati dan telah memiliki ragam syarat dalam mencintai. Dalam tahapan ini melekat kata sedih, kecewa, rapuh, dan ragam kata lainnya yang mewakili antonim bahagia dan senang.
Di antara tahap perkenalan dan perpisahan ini ada penyesuaian, saya selalu melupakan proses penyesuaian. Saya bahagia dengan perkenalan dan saya akan sedih berlarut-larut ketika saya menerima perpisahan.
Pengalaman bersama perpisahan membuat jari-jari saya menari. Di bawah ini adalah akhir yang sempat terekam ketika masa itu.
Puan yang Tersandung Akhir
: Rasanya hidup telah berakhir
Pagi telah beranjak lelap pun tak bisa kujalani haruskah kupakai kata-kata Pablo kalau kau sedikit demi sedikit berhenti mencintaiku haruskah kusedikit demi sedikit berhenti mencintaimu
Saat lelakiku katakan ya sudah akhiri saja
Kan kuminta Tuhan tuk kembalikan waktu
Karena nyatanya jiwaku takut kehilanganmu
Ah,lelaki
Inginku dekap dirimu
Hingga ku tak lupa bagaimana melukis rasa lewat malam yang berpucuk rindu
Ya,lelakiku
Inginku bersamamu malam ini
Hingga bisa kurasakan dahaga embun pagi esok rasuki ragaku