Beberapa waktu lalu, ada salah satu jamaah lansia yang tersesat karena terpisah dari rombongan. Tiga minggu lalu, jamaah perempuan yang sehabis salat di Masjidil Haram kehilangan barang berupa dompet, sajadah, Handphone dan uang tunai. Kejadian itu, berlangsung berulang kali pada jamaah umroh maupun haji.
Sekilas melihat peristiwa-peristiwa diatas, artinya kawasan tanah suci sudah tidak aman lagi dan tergolong berbahaya tetapi itu semua tergantung kepada kondisi kepribadian masing-masing. Saya, beberapa waktu lalu melakukkan perjalanan umroh bersama budhe dan rombongan lain. Persiapan yang dilakukkan tidak muluk - muluk, cukup sempurnakan ibadah itu saja.
Kami menggunakan maskapai Batavia Air, perjalanan Jakarta - Jeddah ditempuh 9 jam. Setibanya ditujuan, perasaan takjub memandang kemegahan bandara dan sistem imigrasi setempat. Berlanjut ke Kawasan Masjid Nabawi menggunakan bus, saya mendapat rombongan berasal dari Tangerang. Mereka kesini membawa keluarga besar dan saya ditemani oleh lelaki yang kebetulan jarak usianya tidak terlalu jauh.
Alhamdulillah, selama disana tidak ada kejadian yang berarti. Adapun Kehilangan handphone yang dialami budhe saya, mendapat pertolongan dari seorang bell boy berupa pelayanan investigasi maksimal walaupun barangnya tidak ketemu. Pembimbing umroh pun memberikan perlakuan sangat baik, walapun agak lelet soal pelayanan dan sampai dimaki oleh salah seorang rombongan kami.
Perilaku salah satu orang yang serombongan dengan kami, tidak sampai disitu. Malah ia, mengejek kota Mekkah dengan sebutan monoton, rute perjalanannya itu - itu saja, kondisi alamnya sumpek dan sebagainya. Salah satu keluarga muda mengatakan pembimbingnya kurang gaul, makanannya tidak enak, bahkan sampai hari terakhir disana masih demikian.
Akibatnya, saat perjalanan menuju bandara seluruh keluarga besar itu menderita flu bahkan saat take off. Kami tetap dalam kondisi sehat dan bugar seperti sebelumnya.