Mengapa?
Aku diberi derita, diberi hina tapi tak kunjung usai
Mengapa?
Aku diberi perjalanan, di beri pikiran, diberi angan tapi tanpa tujuan
Mengapa?
Di waktu ini langitku runtuh jiwaku remuk
Aku bertahan tapi berada di titik nadir dan ini sekian kali
Mengadu pada sajadah tak pernah menuai jawab
Bicara pada angin hanya sia ujungnya
Lalu kemana lagi aku berkata
Tetesan air mata telah menjadi batu luka
Kerinduan diri yang berbalut semu
Melampiaskan kesal pada mereka tapi jiwa tak pernah sembuh dari nista
Aku pasrah
Aku insan yang bercermin pada dinding putih
Agar aku bisa sembunyi dari tatapan mata mereka
Hingga orang-orang hanya melihat ragaku tapi tak pernah tahu deritaku