Saat ini di bawah pohon sawit yang nyiurnya menjulur lunglai
Di awan yang mendadak duka
Panas bercampur gerimis kecil
*
Pada musim yang tak tentu, udara aneh dengan alam
Mengapa berganti padahal semua musim terasa sama di hati
Gundah
Melepas risih dengan siulan sedih
Senandung anak petani yang mencari keleluasa-an
Bercermin di mata pisau melihat ketajaman naluri
Tak ada pelipur menghapus luka
Hanya kata-kata bosan mengomel diri
*
Jika bertanya pada mereka
Cuma dedaunan yang mengangguk tanpa arti
Lalu apa yang indah?
Sekarang, melihat sangkar burung berisi dua butir telur
Seminggu lagi mungkin akan menetas
Sang induk akan sibuk mencari makan buat anak tersayang
Kelak sang anak dewasa akan mengeluarkan suara kicau merdu di kebun ini
Itu cukup indah