Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ketika Budaya Tidak Memanusiakan Manusia

20 Mei 2010   01:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:06 167 0
Sedikit saja berbagi dengan para pembaca yang budiman.

Kerap kali kita memuja-muji kondisi kekinian akan kehidupan yang terjadi. Perkembangan teknologi yang semakin terbang melesat tinggi, bahkan jauh dari kesiapan lepas landas mental manusia itu sendiri. Namun kita -manusia- menilai bahwa ini semua harus terjadi, wajar. Karena waktu akan terus menerus bergulir tanpa peduli apakah kita siap menerima satu detik kemudian, satu menit, satu jam dan hari esok.

Perkembangan yang terjadi inilah yang disebut dengan budaya: Teknologi, ilmu pengetahuan, seni, ekonomi dan lain sebagainya. Perkembangan masing-masing aspek kehidupan inilah yang merangkum sebuah kebudayaan baru yang pada akhirnya bermuara pada peradaban manusia. Dalam peradaban, kerap kali kita mendengar bahwa "Peradaban menentukan derajat manusia pada saat itu". Apakah memang demikian adanya?

Sedikit menelisik lebih dalam, kita harus mengkaji ulang atas semua yang tlah terjadi dimuka bumi ini. Lebih sederhananya adalah masing-masing orang sebaiknya melakukan introspeksi. Adanya peradaban yang tidak diimbangi dengan kesiapan manusia itu sendiri, sama saja dengan tidak memanusiakan manusia itu sendiri. Analogi sederhananya adalah seperti ini:

Seekor ulat yang sedang menyulap dirinya menjadi kepompong, dimana ketika itu, ia kesulitan diri untuk melepas diri dari ikatan yang tlah ia buat untuk menutupi dirinya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk segera keluar dan melepaskan diri sebab ingin menjadi pribadi yang baru, fresh, cantik, indah dan memiliki value added dalam menyongsong kehidupannya yang baru. Semua hanya masalah waktu saja. Dan kita semua tahu, bahwa, dengan kondisi seperti itulah maka sang ulat akan menjadi kupu-kupu sepenuhnya. Dimana pergolakan yang terjadi ketika menjadi kepompong membuat kedua sayapnya menjadi kuat dan siap menerjang kehidupan barunya nanti. Namun bila ada yang membantunya untuk segera keluar dari perangkapnya sendiri tersebut, sebut saja alat bantu atau dibantu oleh manusia, maka kupu-kupu yang akan keluar nantinya tidak akan menjadi kupu-kupu. Melainkan akan menjadi seekor makhluk yang tidak memiliki identitas yang berselimut tubuh kupu-kupu.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun