Para ustadz karbitan bin ngartis umumnya membaca dan mempelajari al Qur’an Cuma mengandalkan terjemahan versi Departemen Agama maupun buku-buku terjemahan. Sangat jarang dari mereka yang mempelajari ‘ulumul Qur’an secara utuh. Ilmu-ilmu ‘alat’ untuk memperdalam al Qur’an (‘ulumul Qur’an) yang wajib dikuasai setidaknya untuk level dasar meliputi Nahwiyah Tasrifiyyah (nahwu dan sharaf), Ilmu Mantiq, ilmu Balaghah, Teknik Ma’anil Mufrodat, Nasikh wal Mansukh, Asbabun Nuzul, dan tentu saja pengetahuan dasar-dasar Qiro’ah Sab’ah. Bahkan seorang yang menafsirkan al Qur’an lebih jauh lagi harus lebih berani mempelajari berbagai pengetahuan seperti Astronomi, Biologi, Matematika, Kimia, Filsafat, Metodologi Penelitian, Fisika Dasar Klasik, Fisika Modern, Fisika Kuantum, hingga Fisika Superstring, belum lagi Ilmu Budaya, Politik, Ekonomi Mikro dan Makro, Sosiologi, Athropologi, Sejarah (termasuk sejarah peradaban), bahkan sampai Ikonografi- Kriptografi musti tahu karena banyak symbol-simbol agama dan kepercayaan tersaji dalam berbagai kode yang semuanya memiliki latar belakang pemahaman dan sejarah yang sangat mendalam. Dengan demikian memahami al Qur’an memerlukan proses saling mengisi dan saling bertanya serta saling meneliti dari berbagai perspektif secara team work.
KEMBALI KE ARTIKEL