Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

An Hour with Dahlan Iskan in Jogja

30 Maret 2012   17:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 645 2

Sebenarnya tidak pasti satu jam, tapi karena saya bingung memilih judul so An Hour with Dahlan Iskan sudah keren. Keren, sekeren tokoh yang kali ini saya merasa sangat beruntung bisa makan dan berbincang langsung dengan beliau, Sang Menteri BUMN yang fenomenal. Sosoknya yang fenomenal menjadikannya idola di beberapa lapisan masyarakat.

Ada banyak kisah yang dapat saya ceritakan dari pertemuan dengan beliau, tapi kali ini hanya kisah pribadi saja dulu.

Berawal dari seminar bertajuk "Belajar Merawat Indonesia" yang diselenggarakan oleh UGM, dengan pembicaranya Dahlan Iskan, Fadel Muhammad yang digantikan Hantayuda (dulu aktivis UGM dan sekarang sering dicatut sebagai pengamat politik), Rektor UGM yang baru terpilih Prof. Pratikno, dan seorang perwakilan dari Dompet Dhuafa (saya lupa namanya). Seminar ini menarik, bukan hanya karena free dan mendapatkan buku Belajar Merawat Indonesia gratis, saya yakin narasumbernya menjadi salah satu daya tarik tertentu hingga panitia terpaksa harus memangkas sebagian jumlah peserta yang mendaftarkan diri.

Seminar berjalan dengan sangat memukau denga gaya penyampaian masing-masing narasumber. Aa yang merawat Indonesia dari BUMN, Pendidikan melalui UGM, Hantayuda dari Kepemimpinan, dan Dompet Dhuafa dalam merawat muzaki dan mustahiq. Tak heran antusiasme audience begitu besar hingga akhir acara.

Namun yang paling menarik dari saya pribadi adalah pengalaman bersama Pak Dahlan Iskan. Bertemu langsung untuj pertama kalinya sudah sangat senang rasanya. Saya yakin hal yang sama juga dirasakan oleh peserta lain, dimana hampir seluruhnya dilayani oleh beliau untuk menandatangani buku Belajar Merawat Indonesia tadi. Dengan sabar beliau melayani hingga tidak ada lagi yang terlohat memohon dan berdesakan. Pada saat bersamaan bekiau juga menyempatkan menjawab pertanyaan wartawan dan mahasiswa tentang apa saja. Luar biasa...

Setelah hampir setengah jam beliau sudah mulai meninggalkan tempat acara. Sesampainya di luar, beliau ternyata masih ditunggu oleh beberapa mahasiswa dan wartawan, entah itu meminta tanda tangan dan berfoto bersama semua dilayani.

Untungnya saya juga ada di sana untuk mengambil gambar detik-detik kepergian beliau. Tanpa disangka beliau melontarkan kalimat "Ayo yang mau makan sama-sama ikut saya". Saya yang pertama mendengar kalimat itu, kembali bertanya "yang benar nih pak?". Beliau mengiyakan dan diyakinkan oleh staf beliau serta langsung mengarahkan kami ke mobil beliau. Namun, mobil yang ditumpangi oleh Pak Dahlan Iskan sudah dipenuhi oleh mahasiswi maka saya masuk ke mobil di belakangnya bersama staf beliau.

Di dalam mobil saya ditemani oleh 2 orang mahasiswa yang juga aktivis. Kami saling berkenalan dan bertegur sapa hingga akhirnya mudah bagi kami saling akrab, begitupun dengan staf Pak Dahlan yang mengikuti kerendahan hati pimpinannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun