Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kopdar Jogja Berakhir Romantis

10 Januari 2011   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:45 156 1
Kumpul-kumpul kami para kompsianer Jogja, bukan asal ngumpul ternyata. Kopdar penulis kompasianer dengan para kelompok pelukis handal dari SEPI ini bermarkas di rumah Mr. Ouda, Jl. I Dewa Nyoman Oka no 4A Kotabaru, Jogjakarta. Seperti yang ditulis oleh Mr. Ouda sebelum acara kopdarnya berlangsung, bahwa antara penulis dan dan pelukis memiliki kesamaan yaitu kreatif. Namun,kalau saya bisa menambahkan, tidak hanya kreatif sebenarnya. Ada satu hal lagi yakni Inovatif.

Kreatifitas seseorang muncul dengan ciri dan pembawaan masing-masing. Seperti halnya penulis dan pelukis. Menulisnya seorang penulis dimulai dari ide atau gagasan terhadap sesuatu yang ditransformasikan ke dalam olahan jari membentuk untaian kata-kata. Sedangkan pelukis Ide atau gagasannya dituangkan ke media visual berupa ilustrasi yang memiliki bahasa. Dari bahasa itulah, kita bisa mengetahui alur pikir sang seniman.

Saat disinggung mengenai penggagasan Studio Biru dan Seribu Burung Kertas, yang rencananya diperuntukkan bagi saudara, dan adik-adik kita yang berada di desa terpencil di atas gunung selatan kota Jogja. Kita semua berusaha mencari perpaduan anatara keduanya (penulis dan pelukis) untuk melancarkan aksi sosial tersebut.

Ada cukup banyak ide, seperti pameran buku, pameran lukisan, pendampingan belajar hingga penggalangan dana. Sebagai seorang mahasiswa, prospektifnya lebih pada program kampus atau dinas pendidikan. Salah satunya yaitu, PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa). Di dalamnya ada satu item yaitu pengabdian masyarakat yang dapat dilaksanakan secara kelompok (3-5 orang). Dari sini kita bisa menyusun sebuah inovasi dimana penulis menjalankan fungsinya sebagai pengantar dengan penyusunan proposal. Sedangkan pelukis menjadi subjek yang menajalankan aksi sosial yang dicanangkan. Saya rasa dikti mampu melihat nilai-nilai sosial sehingga tidak ada alasan bagi mereka menolak proposal tersebut.

Selain itu, dari Mbak Endah juga memberikan sebuah gagasan yang sangat menarik. Penulis dan pelukis memiliki peranan yang sejajar dalam misi ini. Pelukis tentu memaknai sebuah lukisan berbeda dengan cara penulis memaknai lukisan. Seorang penulis bisa saja, dengan kreatifitasnya membuat sebuah alur cerita yangtelah dilukiskan sebelumnya oleh pelukis. Sehingga bukan tidak mungkin terlahir cerita-cerita kreatif dengan balutan inovasi berupa sebuah buku.

Maka dari itu, saya menambahkan pendapat dari Mr. Ouda. Bahwa kreatifitas dua seniman ini dapat dipersatukan dengan inovasi. Ntah itu berbentuk seperti apa nantinya. Setidaknya kopdar hari ini mampu menumbuhkan benih-benih ide atau gagasan inovatif perpaduan antara penulis dan pelukis.

Senang rasanya bisa memperoleh pengalaman yang jarang bisa dijumpai di tempat lain. Terimakasih kepada senior-senior yang telah berhasil melahirkan buku-bukunya (sebenarnya sih tidak ada senioritas). Semoga pengalaman singkat yang kalian bagikan bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi kita semua.

Jangan lupa berbagi foto-foto romantisme-nya ya? Oh ya, terimkasih juga buat Mr. Ouda atas jamuan kopi, pizza, pisgor, dll. Semua enak Mister!

Terus jaya untuk Seribu Burung Kertas-nya juga buat Studio Biru...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun