Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Inilah 'Pulitik', Inilah PKS!

25 November 2008   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:24 387 0
SAUDARA, saya tinggal di Bandung.

Sambil minum juice di sebuah factory outlet bersama teman-teman, biasanya kami suka memelesetkan kata politik dengan pulitik. Singkatan dari Nipu nu leutik (menipu orang kecil).

Tapi, saudara-saudara, maaf, saya tidak akan menulis tentang asal usul 'pulitik' ini, soalnya gak enak. Ini kan Kompasiana, bukan halaman FO di jalan Riau yang dekat markas Kompas Jawa Barat itu, di mana kami bisa ngobrol seenak perut, juga, takut Kang Tjetje Padmadinata -sesepuh orang Sunda, ngambek!. Jadi, Saya mau menulis tentang PKS dan iklannya yang super heboh saja deh.

Begini, sungguh pun iklannya sudah habis lebih seminggu lalu, tapi kemarin (23/Nov/2009), saya masih melihat perdebatannya di Metro TV.

Saudara kita dari PKS menjelaskan dalam wawancara penuh canda itu, bahwa PKS sebetulnya akan dihadapkan dengan resiko sangat besar, jika Pak Harto dimasukkan dalam iklan yang dirilis dalam rangka memperingati hari pahlawan itu. Karena ada kemungkinan hilangnya 'konstituen' dan simpatisan yang sudah mereka raih dan bina selama ini.

Jujurkah jawaban ini?

Benarkah bahwa ada resiko PKS akan ditinggalkan? Atau sebenarnya ada harapan lain disebaliknya? Lalu, akankah popularitasnya juga melorot dan kemudian konstitien tetapnya lari?

Tidak. mereka tidak akan lari. Karena 'konstituen' PKS, sebenarnya sangat loyal. Katakanlah, pendukungnya adalah, 'para anggota tetap yang sudah diproses sedemikian lama' sehingga kecil kemungkinan akan berpindah ke lain pilihan. Sebab, seperti kita ketahui pula, pola komunikasi interPKS juga sungguh rapat dan masif; email serta sms adalah salah satu alatnya. Dengan kepemilikan serta komunikasi antar simpatisan yang solid seperti itu, akankah mereka mendapatkan informasi yang bias lalu hengkang?

Jadi? Ya, benar, jika iklan ini berhasil, maka sebetulnya yang akan diperoleh PKS adalah limpahan swing votters pada lapis bawah, yang jumlahnya lebih dari 50% itu, dan banyak diantara mereka yang menganggap Pak Harto adalah simbol keberhasilan pembangunan dan keamanan. Terutama masyarakat petani di Jawa -yang saat ini tengah digerus Gerindranya Prabowo.

Maka, menurut hemat saya, sungguh pun ada sebagian elit dan cendekia yang mempermasalahkan dan menuding iklan itu sebagai langkah blunder politik PKS, dan menduga popularitas PKS akan anjlok, saya menduga yang sebenarnya terjadi pada akar rumput di Jawa, adalah, boleh jadi PKS justeru akan mendapat limpahan suara berlipat dari pemilih mengambang itu pada Pemilu 2009 nanti.

Aduh, jika benar demikian, maka jawaban 'jubir PKS' mulai berbicara tidak jujur demi kursi 2009.

Ah, maaf! Ini sungguh-sungguh sebuah prasangka sahaja. Mudah-mudahan saya keliru.

Tetapi jika pun benar, sang jubir juga mengatakan: Kan boleh-boleh saja PKS melakukan itu dalam rangka mengumpulkan massa demi 2009?

Iya deh Kang mangga.. terserah Akang sahaja. Namanya juga pulitik, kan?

Hidup PKS!

Eh... kok?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun