Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Pabichara

10 November 2021   10:00 Diperbarui: 10 November 2021   10:03 440 85

Tak ada yang mengenalnya sebagai manusia biasa, tidak pula setengah Dewa. Konon Ia bersemayam di dalam bait-bait dan tanda baca. Di balik kata-kata bernyawa, ditiupkan mantra. Pada kalimat-kalimat berbisik, yang berjatuhan dari Dwaraka.

Dia berbicara melalui sayatan aksara. Menyeru tanda seru menderu, menaja tanda tanya menyala. Menuang anggur yang dipetik dari kebun di kepala, ke dalam cawan pustaka. Dan kureguk sekadar melepas dahaga.

Bak cendawan di musim penghujan. Pada setiap rintisan waktu, terlahir pahlawan. Orang-orang yang berdiri paling depan dengan menggenggam impian. Namun hanya sedikit yang bertahan dalam ingatan.  

Oh...Borongtammatea, dia yang tak terjeda dihantam koma, tak jua terhenti dicekik titik!

Batam, 10 November 2021

Indra Rahadian

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun