Ahok menyampaikan bahwa di sisa masa jabatannya, ia akan tetap mengupayakan efisiensi dalam birokrasi, penyelesaian polemik banjir, dan kemacetan. Sejauh ini, Ahok telah menerapkan sistem smart city dalam pemerintahannya. Ia berusaha untuk tidak mengesampingkan hak para penduduk yang tinggal di wilayah pinggiran Jakarta dalam mengatasi banjir. Beberapa kebijakannya terkenal cukup provokatif, seperti pelarangan motor untuk masuk ke beberapa daerah di Ibu Kota. Selain itu, tujuannya adalah untuk melihat 72,000 PNS Jakarta bekerja keras, transparansi dalam kenaikan jabatan, dan menggantikan 3,000 pekerja baru. Di sisi lain, sebagai insentif, Ahok menaikkan gaji para PNS sebagai upaya meningkatkan performa mereka dalam memimpin. Sementara itu, beberapa kebijakan Ahok meliputi e-budgeting, Kalijodo, dan RS Sumber Waras kerap mengundang pro dan kontra.
Sedangkan mengenai pencalonannya di Pilkada 2017, Ahok menyampaikan bahwa ia masih dalam proses pengumpulan satu juta KTP penduduk DKI Jakarta, mengingat ia akan maju sebagai kandidat independen. Beberapa perwakilan partai politik melayangkan komentar yang bersifat meragukan kedewasaan politik Ahok, dengan berargumen bahwa kandidat dengan latar belakan partai politik akan lebih bijak secara politik dalam memimpin. Hal ini tidak dengan serta merta dapat dibenarkan mengingat kapabilitas seseorang dinilai dari kinerjanya yang telah terbukti.
Pertanyaan
- Evaluasi apa sajakah yang dapat diberikan terkait kepemimpinan Ahok selama ini?
- Bagaimana kebijakan Ahok dalam konteks e-budgeting, Kalijodo, dan RS Sumber Waras?
- Siapakah kandidat yang diprediksi dapat menyaingi elektabilitas Ahok? Mengapa demikian?
- Bagaimana pendapat anda mengenai keputusan Ahok untuk maju sebagai kandidat independen?