Seiring waktu berjalan, dengan berkembangnya kebebasan pers yang memungkinkan kita mendapat banyak pilihan akan info yang terpercaya (walau media massa sekarang ini mulai kembali tidak obyektif lagi karena cenderung ada keberpihakan). mata saya mulai terbuka akan sebuah kenyataan, bahwa pak Prabowo adalah korban dari strategi / misi menyelamatkan diri para pengecut di jajaran pati ABRI, dan dikambinghitamkan untuk meluruhkan kemarahan rakyat pada segala isu-isu panas dan hilangnya para aktivis pada waktu itu yang menaikkan popularitas para penipu yang berkedok reformis.
Semua dianggap selesai dengan mendudukkan beliau sebagai tokoh pelanggar HAM. Padahal dalang sesungguhnya selama 21 tahun ini belum terkuak. Namun semua orang terus menggoreng peristiwa tragedi HAM tersebut sebagai komoditas politik untuk mendulang suara di setiap datangnya pemilu. Tidak pernah ada presiden yang beritikad (baca: berani) menyelesaikannya. Termasuk rezim yang sekarang berkuasa. Dan lagi-lagi mereka juga hanya bisa menggoreng isu ini di saat mendekati pemilu namun tidak pernah menyelesaikan kasus tersebut padahal termasuk janji kampanye mereka dulu.
Sebaliknya Prabowo menyatakan beliau memaafkan dan melupakan segala perlakuan yang tidak adil yang pernah dilakukan kepada beliau. Beliau hanya ingin kita bersama-sama membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Inilah seorang negarawan sejati yang lebih memikirkan nasib bangsa dan negaranya di atas kepentingannya sendiri. Kini dengan dukungan Sandiaga Uno, saya yakin bahwa bersama Prabowo-Sandi, Indonesia Menang.