Setelah kejadian penembakan brutal oleh seorang teroris di Christchurch, New Zealand, beberapa negara mengkaji keharaman game PUBG. Termasuk juga Indonesia.
Game yang unsurnya adalah tembak menembak ini dinilai mengilhami seseorang untuk berbuat kekerasan. Sehingga MUI melakukan kajian terkait PUBG karena khawatir berdampak negatif seperti perilaku kekerasan atau teror.
Terdapat pro dan kontra terkait pengkajian keharaman game PUBG. Diantaranya yang pro mempunyai alasan yang sama, sekaligus efek kecanduan menjadi faktor kajian.
Sedang yang kontra, seperti halnya Mentri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menilai hal ini perlu dipertimbangkan mengingat perkembangan olahraga digital atau e-sport memiliki prospek dan prestasi. Selain itu Psikolog Anak dan Keluarga UI, Anna, mengatakan dampak negatif game sangat tergantung pada pribadi dan kondisi individu. Sehingga tidak semua yang memainkan akan meniru referensi perilaku kekerasan dengan mentah-mentah.
Untuk menilai hal ini bisa dari beberapa sudut pandang. Pertama, sudut pandang yang berasaskan manfaat. Dengan asas manfaat, maka sesuatu yang mendatangkan keuntungan berupa materi akan diambil dan berusaha untuk dipertahankan walaupun sebenarnya bisa mendatangkan mudhorot atau yang hukumnya haram.