Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Lomba Dunia Maya-Teman Atau Lawan Atau Setan?

16 Juni 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28 178 0
Akun Facebook itu kuberi nama "Bisma Devabrata". Sebuah nama yang terinspirasi dari tokoh berpengaruh dari epik Mahabarata. Nama itu kuharapkan bisa menambah motivasiku menjadi sehebat Bisma, paling tidak di Facebook. Pemilihan nama itu juga kulakukan untuk mendorongku untuk punya banyak teman seperti Bisma. Bisma yang punya nama kecil Devabrata atau Dewabrata itu disegani Pandawa, dihormati pula oleh Kurawa. Memperteguh sosok Bisma Devabrata, kupilih juga gambar tokoh itu sebagai foto profil. Mantap! Lengkap sudah akun Facebook "Bisma Devabrata" itu. Informasi pribadi, pendidikan maupun detail yang lain kubiarkan kosong. Ok, cukup. Sekarang waktunya mencari teman!

Satu, dua, tiga, puluhan sampai ratusan teman ku dapat setelah itu. Dari sekian banyak teman itu ada yang memang aku kenal di dunia nyata: saudara, teman kuliah, dosen, teman sekolah, dan kenalan-kenalan lainnya. Tapi dari ratusan teman itu ada juga yang tidak ku kenal, tidak pernah bertemu di dunia yang sebenarnya. Obsesiku hanya menambah terus dan terus teman di akun Facebookku. Akhirnya dalam beberapa waktu temanku mencapai angka 500 orang.

Tak terasa hampir satu tahun setelah aku membuat akun Facebook dengan fasilitas internet gratis di kampus. Di Facebook aku "temukan" kembali teman-teman lamaku. Teman SMA, SMP, bahkan SD. Selain itu aku juga mendapatkan teman-teman baru yang mungkin akan memberikan pengaruh atau bahkan membantuku di masa yang akan datang. Aku masih terus berkeinginan untuk menambah teman di akun Facebook. Meskipun bukan nama dan foto sebenarnya yang ku gunakan di situ, teman-teman tahu kalau akun itu milikku. Dari update status atau komentar-komentar yang aku tulis. Barangkali sebagian juga tahu dari foto-foto yang ada di albumku.

Sekian lama mengosongkan identitas pribadiku di akun Bisma Devabrata, akhirnya ada yang komplain juga. Kekasih yang telah menjalin hubungan denganku sejak kelas 3 SMA melakukannya. Dia memintaku untuk mengisi "inrelationship with" di akun Facebookku. Tentu saja keinginannya untuk menulis "in relationship with Astrina Adinda". Ya, bolehlah. Daripada ribut-ribut.

Perubahan pertama terjadi pada informasi pribadiku di akun Facebook. Selanjutnya perubahan mulai terjadi pada foto profil yang ku gunakan. Aku sudah bosan menggunakan foto tokoh Bisma. Aku pilih fotoku yang sedang berpose mengendarai mobil mesin pemotong rumput sebagai foto profil baru. Mantap betul, mirip pembalap formula satu aku di foto itu!

Ternyata foto profil bak pembalap itu tak bertahan lama, paling tidak tak selama foto profilku yang sebelumnya. Kali ini (lagi-lagi) Astrina yang memintaku untuk mengganti foto profil dengan foto profil kami berdua. Barangkali dia khawatir juga kalau aku berbuat macam-macam di Facebook. Dengan kata lain Astrina khawatir kalau aku selingkuh. Menggunakan foto profil berdua seperti ini meminimalisir ku untuk melakukan "manuver-manuver" perselingkuhan. Tapi tak mengapa.

Foto profil itu berlatar belakang temaram lampu kota senja. Berwarna dominan coklat dengan beberapa bauran warna kuning keemasan dari lampu kota. Di foto itu, aku memeluk Astrina dari arah belakang. Tangan kiriku berada di pundak kanannya, melingkar di depan lehernya. Tangan kanan kuletakkan di depan perutnya, bertemu dengan tangan kiri Astrina. Tangan kanannya ditaruh di pergelangan tangan kiriku.

Foto profilku yang baru rupanya banyak menarik perhatian teman-temanku. Beberapa teman SMA maupun kuliahku menyempatkan diri berkomentar atas foto itu. Komentar yang disampaikan secara langsung kepadaku atau menuliskan komennya di foto profilku. Ada yang meledek, memuji, ada pula yang menggodaku. Sampai dua minggu sejak aku menggunakannya sabagai foto profil, masih ada saja yang berkomentar. Termasuk dua orang dosenku, bahkan salah satu diantaranya memberiku "jempol" sebagai tanda like.

Pada suatu saat aku tersadar, bahwa punya akun Facebook tidak selalu menyenangkan. Tak selamanya punya banyak teman itu mantap. Tak tentu akan untuk punya banyak rekan. Foto profil terbaruku menjadi pemicu pikiran itu.

Tak tahu berapa lama tepatnya, sebelum aku mengganti foto profilku. Kira-kira tiga atau empat bulan sebelumnya, ada beberapa permintaan teman di akun Facebookku. Tiga menggunakan foto profil laki-laki, dua perempuan, dan satu berfoto profil logo klub sepakbola AC Milan. Aku konfirmasi saja permintaan mereka. Berurutan ku konfirmasi akun dengan Fiantika Cute, Rundee Adee, Paramitha Dewi, Bintang Santoso, Irfan Torres dan AC Milan Merchendise.

Salah satu nama perempuan yang aku konfirmasi permintaan temannya itu memberiku pelajaran. Pelajaran punya banyak teman bukan berarti selalu menyenangkan. Dia berulah di akun Facebookku, lebih tepatnya di foto profil terbaruku.

Tepat sepuluh hari setelah fotoku bersama Astrina aku jadikan foto profil, foto itu dipenuhi 22 komentar. Sampai akhirnya aku seolah mendapat tamparan keras di mukaku gara-gara foto itu. Paramitha Dewi, tertanggal 14 Januari 2011 pukul 22.17 menulis di foto profilku "yang laki kayak banci". Ingin kubalik komputer jinjingku waktu itu. Aku benar-benar murka! Siapa Paramitha Dewi? Aku tak pernah kenal nama itu di kehidupan nyata. Aku tak merasa pernah bertemu juga dengan wajah yang dipampang di foto profilnya. Siapa dia? Berani betul cari masalah! Sial!!!

Waktu aku buka Facebookku itu jam di komputer jinjing menunjukkan 08. 50, tanggal 15 Januari 2011. Sudah berapa lama komentar haram itu ada di foto profilku? Berapa orang juga yang menerima notification atas komentar busuk itu? Siapa saja yang sudah menerima notification? Teman-teman SMA? Teman kuliah? Dosen-dosenku?! Semuanya!!! Mau ditaruh mana mukaku ini? Malu sekaligus murka benar aku padanya. Pada seseorang yang mengaku bernama PARAMITHA DEWI!

Akhirnya aku hapus komentar tak beradab itu. Aku lihat profil Paramitha Dewi setelahnya. Mencoba meyakinkan diri atas pertanyaan-pertanyaan: siapa dia? Apa aku benar-benar tidak mengenalnya? Atau barangkali aku pernah mengenalnya lantas lupa? Apakah aku pernah bertemu dengannya? Ataukah dia orang yang pernah kusakiti? Ingatanku berputar saat mengamati foto profilnya. Perempuan mengenakan jilbab warna semacam abu-abu. Wajahnya tidak tampak begitu jelas karena dia berfoto di balik tanaman, wajahnya sebagian tertutup daun tanaman itu. Tak ada foto profil lainnya. Foto-foto yang lain tidak jelas, kebanyakan tag foto barang-barang orang lain yang ditawarkan padanya.

Setelah cukup lama mengamati foto profil dan belum menemukan siapa dia sebenarnya, aku mencoba mencari sesuatu dari informasi pribadinya di akun tersebut. Paramitha Dewi, lahir 05 Mei 1988. Single, tinggal di Yogyakarta. Lulusan sebuah SMA Negeri di Surabaya, sedang menempuh pendidikan tinggi, tak jelas di universitas apa. Gambaran dirinya masih sangat kabur di pikiranku. Aku masih belum bisa mengenalinya. Kucoba lihat mutual friends yang berjumlah 15 orang. Ku perhatikan satu per satu mereka. Ternyata mereka semua teman kuliahku. Ah, ternyata! Informasi ini bisa membuatku memiliki gambaran siapa dia. Dugaan sementaraku dia adalah teman kost dari teman kuliahku yang perempuan. Barangkali dia pernah melihatku saat main ke kostnya. Tapi apa salahku? Sampai-sampai dia mempermalukanku "di depan" teman-teman dan bahkan dosen-dosenku. Belum terbayar lunas rasa penasaranku pada dirinya! Sudahlah, aku unfriend saja dia. Tapi belum cukup rasanya. Aku klik "block this person" kemudian.

Tanggal 15 Januari berlalu, tanggal 16 peristiwa berikutnya terjadi. Di saat emosi jiwa ku perlahan surut setelah block seseorang, aku iseng-iseng buka lagi Facebook. Aku tak bisa mengingat dengan tepat jam berapa waktu itu. Ku lihat beberapa permintaan teman. Ahaha... teman sekelasku saat SMP dulu. Aku konfirmasi dia. Setelah itu kulihat ada pesan masuk di inboxq. Jatiku berdetak lebih cepat ketika mendapati sebuah pesan berasal dari akun bernama: Paramitha Dewi.

Aku penasaran. Mau apa dia? Mau minta maaf? Atau menjelaskan siapa dia sebenarnya? Temanku yang mengerjai dengan akun itu? Tak sabar lagi aku buka pesan darinya. Tertulis: "Awas kamu banci! I will make a revenge!". Aku sudah tak tahan lagi, aku akhirnya mengumpat "Berengsek!". Apa maunya gadis ini? Tak henti-hentinya bikin masalah denganku. Aah... berani benar dia kirim pesan seperti itu. Harusnya aku yang mengumpat dan mengancam dia setelah berulah di foto profilku. Tapi mengapa justru dia yang melakukan itu? Mimpi apa aku ini?

Aku balas pesannya itu. Kutulis:

"Saya tidak pernah mengenal Anda secara personal. Saya juga merasa tidak pernah bertemu Anda. Saya hanya mengetahui Anda dari Facebook.
Saya sudah berbaik hati mengkonfirmasi permintaan teman Anda beberapa waktu lalu. Tetapi ternyata Anda menulis komentar di foto profil saya yang tidak patut dilakukan oleh orang (yang saya pikir) berpendidikan seperti Anda.
Komentar Anda sangat memalukan untuk dibaca. Komentar itu tidak jauh dengan komentar: "kamu seperti pelacur saja foto di balik tanaman" bagi Anda. Tapi saya tidak akan melakukan hal itu pada Anda. Saya juga tidak akan bergurau seperti itu, apalagi pada Anda. Karena saya TIDAK MENGENAL Anda.

Saya tidak bisa menerima apa yang sudah Anda lakukan. Saya ingin klarifikasi atas apa yang Anda lakukan kalau memang Anda berani mempertanggungjawabkan apa yang sudah Anda perbuat.

Namun justru Anda yang mengancam saya "will make a revenge". I can't wait to see what your revenge is then!!"

Tepat tanggal 17 Januari. Terdapat sebuah notofication di akun Facebookku. Kulihat Mei Nurvitasari komentar pada foto Tasya Pratiwi, keduanya teman kuliahku. Coba lihat ah... oh, ternyata dia komen pada foto lama. Foto ku, Tasya dan dua orang teman kuliahku lainnya Chandra dan Yusuf. Betapa terkejut aku membaca tulisan Mei. Dia menulis bahwa sesuatu yang dilakukan Paramitha Dewi itu tidak beretika. Oh, ternyata dia juga berulah sama temanku itu. Teman-teman kuliahku juga "diserang" ternyata. Wah... kesempatan nih. Akhirnya aku ikut komen juga di situ. Aku tulis saja ulah Paramitha Dewi beberapa waktu lalu. Seolah mencari dukungan teman-teman untuk memusuhi dia atas perbuatannya di akun Facebookku. Beberapa teman lain pun akhirnya juga berkomentar. Alhasil aku dapat dukungan dari teman-teman. Syukurlah.... Mereka berpihak kepadaku. "Terima kasih teman-teman" gumamku.

Tidak beberapa lama kemudian ponselku berbunyi. Pesan singkat dari Tasya. Tasya tidak berkomentar di fotonya itu. Barangkali dia juga akan memberikan dukungan secara langsung padaku, seperti yang dilakukan teman-teman pikirku. Pesan singkat Tasya: "Ad ap si tman2 kok ribut2 di fto albumq? Si Mei ikut2an lgi, jdi tmbah pnas?". Aku balas "Oh itu, ft lm kn? Iy aq crt aj yg trjd d prof picq. Biar tmn2 ht2 jg sm dy. Emgny knp?". Beberapa saat kemudian masuk lagi pesannya "Y gpp. Cma gak enak aj dy tlis gtu d albumq kan. Aq jdi g enak sma kmu. Sori ya...". secepat mungkin aku ketik "Lho kok km mnt maaf?". Dia balas lagi: "kmu cek aja di FB, albumq".

Aku buru-buru lagi berkunjung ke laman Facebook yang sudah aku tutup beberapa menit lalu. Setelah masuk, aku bergegas klik notification yang tadi. Foto itu, komentar tak bertambah setelah aku tinggal tadi. Apa maksud Tasya? Aku termenung, beberapa saat kemudian terlintas sebuah pertanyaan: "Jangan-jangan...?"

Bergegas kuraih tetikus alias mouse komputer jinjingku. Kuletakkan kursor di tab search. Kuketik PARAMITHA DEWI. Ketemu. Aku lihat wall dia. Aku amati dengan seksama. Kemudian aku klik unblock this person. Aku konfirmasi kemudian dengan mengklik tab yes. "apa maumu anak muda?" batinku.

Terus aku kembali ke album foto Tasya. Benar saja! Aku sudah tak terkejut lagi kali ini. Ternyata di foto itu telah ada empat komentar Paramitha Dewi. It is her revenge, isn't it? Tak mau lagi aku mengingat apa yang ditulisnya di situ. Intinya hampir sama dengan yang ditulisnya di foto profilku. Tapi aku tak lagi semarah dan seemosi saat dia berulah di foto profilku. Biarlah, asalkan aku masih punya teman-teman yang baik dan setia. Sudah.... Aku tak mau ambil pusing dengan tingkah polah Paramitha Dewi di Facebook. Aku tak tahu dan tak mau tahu lagi siapa dia sebenarnya. Sampai sekarang....

Tulisan ini diselesaikan untuk diikutsertakan Lomba Kisah Nyata Dunia Maya. Informasi lomba dapat diperoleh pada link: kompasiana, http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/05/14/lomba-menulis-kisah-nyata-dunia-maya/blogspot, http://liya715.blogspot.com/2011/05/lomba-menulis-kisah-nyata-dunia-maya.html
* multiply, http://putrilan9it.multiply.com/journal/item/185/Lomba_Menulis_Kisah_Nyata_Dunia_Maya
* FB, http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150190287595982

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun