Semangat membaca AlQur'an menyala dalam diri saya, meski begitu kerapkali terlewat dengan berbagai aktivitas yang ada terlebih jika saya berangkat keluar kota. Padahal, sungguh saya sedih ketika menatap beberapa muslimah yang menghabiskan waktu di kendaraan umum dengan membaca Al-Qur'an, menunggu antrian dengan membaca Al-Qur'an, dan mengkhatamkan Al-Qur'an sebulan sekali. Saya? heeem...saya mungkin lebih sering membaca buku daripada Al-Qur'an.
Semangat itu kemudian saya ubah menjadi rencana. Rencana untuk komitmen dan konsisten membaca Al-Qur'an meski bukan "One Day One Juz" tapi saya hanya membaca 1 halaman setiap hari. Komitmen ini saya masukkan dalam daftar TO DO LIST harian dan juga to do list semua tim di perusahaan.
Ya, setiap pagi, kami semua membaca 1 halaman Al-Qur'an per hari yang ditutup dengan tausiah singkat dari salah satu tim kami yang memang lebih menguasai agama dibandingkan kami semua, Roni.
Roni Nugroho, salah satu editor di perusahaan yang lulusan dari kairo. Saat ini beliau mengemban penyuntingan buku agama serta menjadi copywriter perusahaan. Setiap pagi saya bertanya banyak hal, demikian juga seluruh tim lainnya. Mungkin pertanyaan kami 'cetek' seperti, "apa yang membedakan ujian dan teguran?" namun Roni senantiasa menjawab pertanyaan kami semua dengan sangat baik dan kerapkali membuat kami semua seperti mendapatkan suntikan semangat dan motivasi pagi yang menyegarkan hati.
Kebiasaan membaca Al-Quran setiap pagi ini sudah dilakukan lebih dari 4 bulan, banyak hal yang kami dapatkan dalam kegiatan membaca Al-Qur'an dan tausiah setiap pagi hari, salah satunya adalah kami semakin mensyukuri hidup bagaimanapun hidup yang dijalankan.
Memang bukan "One Day One Juz" tetapi suatu saat dengan perlahan kami bisa melakukannya.
"May, setelah khatam, kita naikkan jadi 2 halaman per hari ya?" ajak saya pada May, perempuan muda yang senantiasa menebar senyum. "Setuju bu!" ujarnya riang.
Bismillah.....