Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Flash Fiction | Elisa, di Suatu Ruang Rahasia

3 Januari 2020   17:13 Diperbarui: 3 Januari 2020   17:20 152 2
Kulirik lagi. Jam dinding, tampak mencibir. Jarumnya seperti sengaja melambat. Mencemooh kerisauanku. Kulirik ia yang tengah serius memeriksa berkas. Melirik jam dinding lagi. Ah, baru beberapa menit. Tapi terasa begitu lama. Membiarkan kenangku terbang. Melayang melintasi waktu. Seperti cuplikan film, kilasan-kilasan peristiwa berkelebatan di benakku.

"Ayah tak akan terlalu mengaturmu, Lis. Satu saja permintaan Ayah, jauhi dosa!" Duh, betapa sedihnya Ayah, jika mengetahui perbuatan nirca anaknya. Tak terhitung lagi, dosa yang menembus rahimku. Menyisakan aib dan rasa sakit.

"Gak mungkin, Lis. Abang kan mandul. Makanya kakakmu ga punya anak." Pantesan, dia tenang-tenang saja. Datang lagi dan lagi. Dan aku tak bisa menolak.

"Om sih gak apa-apa Lis menolak. Tapi maaf kalau Ayahmu melihat ini..." Rekaman desah dan keringat kakak iparku. Aku pun kalah lagi. Dan tak cukup hanya sekali. Belum lagi kamu, yang mengaku pacarku. Yang selalu mencumbuku setiap kali bertemu.  

"Lis..." Deg.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun