Dua tanggal yang berbeda, dua pemilihan umum dengan negara yang berbeda. Pada tanggal 19 Maret 2014, akan diselenggarakan pemilihan umum anggota Dewan Kota (legislator tingkat daerah) secara serentak di berbagai kota di Belanda, sementara pada tanggal 9 April 2014 akan diselenggarakan pemilihan umum nasional dan daerah di Indonesia. Pada tahun ini, saya mendapatkan undangan untuk mengikuti kedua pemilihan tersebut. Hal ini bukan karena saya memiliki dua kewarganegaraan. Saya masih berkewarganegaraan Indonesia (WNI) namun saya memiliki ijin tinggal di Belanda. Di Belanda, untuk pemilihan umum anggota dewan kota turut mengikutsertakan warga negara asing yang memiliki ijin tinggal di Belanda sebagai pemilih. Namun hak ini tidak berlaku pada saat pemilihan umum tingkat nasional dan Uni Eropa. Sebagai WNI saya tidak bisa mengikuti pemilihan Dewan Kota di Belanda bila menilik UU No 12 Tahun 2006 pasal 23. Namun terlepas saya bisa atau tidak untuk memilih, saya akan memberikan sedikit gambaran bagaimana para calon pemilih di Belanda dapat menentukan partai politik untuk mewakili mereka di Dewan Kota. Mekanisme ini saya harapkan suatu saat dapat membawa ide baru bagi pemilihan umum di Indonesia.
19 Maret 2014: Pemilihan Dewan Kota di Belanda Untuk pemilihan anggota Dewan Kota di Belanda, terdapat website
StemWijzer yang membantu pemilih untuk mengetahui kebijakan yang akan diperjuangkan partai politik yang bersangkutan bila mereka duduk sebagai dewan kota kelak. Website
StemWijzer ini juga dipergunakan untuk pemilihan tingkat nasional. Di website ini terdapat survei yang berisi pertanyaan apakah calon pemilih setuju dengan kebijakan-kebijakan yang akan berlaku di daerah tempat mereka tinggal. Kebijakannya sangat jelas dan mencakup berbagai sektor dari pendidikan, lingkungan hidup hingga imigran. Kebijakan di Rotterdam, misalnya seperti harga parkir mobil dinaikan (untuk mengurangi emisi, lingkungan hidup), bantuan untuk para pengganguran dikurangi, pemerintah setempat harus menaikkan dana untuk belajar bahasa asing, pajak sampah dinaikan atau tidak, penambahan taman kota, dan lainnya. Setelah calon pemilih mengisi survei setuju atau tidak atas kebijakan tersebut, hasil akan keluar dengan rekomendasi partai politik mana yang mendekati dengan keinginan si calon pemilih. Calon pemilih pun dapat menjelajahi website partai politik yang bersangkutan untuk mengetahui secara mendalam mengapa partai politik memperjuangkan kebijakan tersebut. Bila calon pemilih sudah dapat partai politik yang mendekati keinginan, selanjutnya tinggal cek legislator dari partai tersebut yang akan memperjuangkan kebijakan-kebijakan ini. Bila hal tersebut tidak tercapai, di pemilihan berikutnya kemungkinan besar calon pemilih tidak akan memilih partai dan legislator tersebut kembali. Sederhana bukan? [caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Setuju/Tdk Setuju: Pemerintah Kota harus menyediakan dana lebih untuk mengatasi kemiskinan"][/caption]
9 April 2014: Pemilu di Indonesia Berbeda halnya dengan pemilihan nasional di Indonesia pada tanggal 9 April nanti. Mungkin karena saya tinggal terlalu jauh dari Indonesia dan akses berita saya hanya melalui website berita tertentu. Dan terlepas dari segala upaya dan informasi yang memadai dari Kedutaan Indonesia di Belanda dan berbagai organisasi di Indonesia, masih saja saya merasa partai politik di Indonesia kurang jelas dalam menyampaikan kebijakan yang akan mereka perjuangkan kelak. Saya beri contoh, misalnya dari
platform partai politik di Indonesia yang berkaitan dengan lingkungan hidup, sektor yang menjadi pedoman utama saya dalam memilih partai politik.
Website WALHI cukup membantu saya dalam memberikan informasi partai politik mana yang miliki
platform lingkungan hidup. Namun, masih saja ada
platform partai politik yang saya tidak bisa memprediksi arah kebijakan mereka untuk lingkungan hidup di Indonesia kelak. Misalnya
platform dari partai NasDem, Demokrat, Hanura dan Golkar seperti berikut ini:
Platform partai politik ini menggunakan bahasa yang berkelas dan luar biasa tinggi hingga pemilih dengan pemikiran sederhana seperti saya sulit mencerna kebijakan partai politik ini kelak. Bahasa yang digunakan terlalu umum dan sewaktu-waktu dapat dipelintir untuk berbagai macam kebijakan. Bila ada pembaca dapat menerka kebijakan dan program lingkungan hidup mereka yang nyata dari
platform model seperti ini, mohon beritahu saya via kolom komentar :) Sementara partai politik seperti PDI-P, PKB, Gerindra, PAN, PPP, dan PBB masih bisa diduga-duga arah kebijakan mereka kelak dan saya bisa mereka-reka program apa yang akan mereka lakukan (ya, pemilih tetap harus menebak). Namun
platform seperti ini pun masih harus di-
cross-check dengan
platform perekonomian dan industri mereka juga. Lagi-lagi, pemilih harus bekerja keras mencari informasi sana sini agar benar-benar tahu partai politik tidak hanya mengumbar
platform. Bisa jadi toh, punya
platform bagus di sektor A tapi di sektor B ternyata ada
platform yang dapat memberangus
platform sektor A. Sementara partai politik PKS dan PKPI, pada tanggal 5 Maret 2014 saya mengakses
website Walhi ini masih tidak ada platform mengenai Lingkungan Hidup.
Harapan Seorang Pemilih Terusterang, hingga saat ini, saya masih belum bisa menemukan partai politik di Indonesia yang dapat menyuarakan keinginan saya agar lingkungan hidup di Indonesia, terutama
laut Indonesia, hewan-hewannya terlindungi dan kesejahteraan hidup nelayan membaik dan meninggalkan praktek perikanan yang membahayakan ekosistim laut. Bukan apa-apa, dari sejumlah partai politik yang mencantumkan platform-nya di website Walhi, tidak ada satupun yang menyebutkan soal perlindungan laut. Suatu hal yang sangat ironis terutama karena
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan keluasan laut yang luar biasa. Dan bila saya tidak dapat menentukan partai politik dengan idealisme yang setidaknya “nyerempet” dengan saya, bagaimana mungkin saya bisa memilih calon legislator yang dapat mewakili saya? Bagaimanapun seorang legislator harus mendapat dukungan partai politiknya dan memiliki idealisme yang setidaknya sama dengan partai politiknya. Sebagai pemilih, saya tidak memerlukan
platform dengan bahasa indah namun bermakna umum dan membingungkan, tapi kejelasan kebijakan dan program apa yang akan diperjuangkan oleh partai politik. Semoga suatu saat partai politik di Indonesia akan lebih jelas dalam menyuarakan kebijakan dan program mereka. Dan mungkin sudah saatnya website seperti StemWijzer hadir di Indonesia untuk membantu para pemilih dengan pemikiran sederhana seperti saya agar mendapatkan kejelasan tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL