Peran PMII dalam penyebaran Islam Ahlussunnah Waljama'ah di Perguruan Tinggi Umum

PMII merupakan organisasi gerakan dan kaderisasi yang berlandaskan islam ahlussunah waljama'ah. Organisasi ini berdiri sejak tanggal 17 April 1960 di Surabaya dan hingga lebih dari setengah abad kini PMII terus eksis untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari adanya hasrat kuat para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja). Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang merupakan bagian dari garis manifesto perjuangan NU, adalah pewaris tahta dalam penyebaran ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah yang bergerak di tataran kampus.Peran besar yang dijalankan oleh PMII ini tidaklah mudah, terutama di Perguruan Tinggi Umum. Secara sistematis, PMII dituntut untuk mengideologisasikan konsep Ahlussunah Wal Jama'ah dengan melihat antropologi kampus yang ada. Hal ini menjadi sangat menarik ketika kampus yang dijadikan tujuan strategisnya adalah kampus umum. Dikatakan menarik karena akhir-akhir ini sebagian kampus umum menjadi titik fokus muncul dan berkembangnya gerakan-gerakan Islam radikal.

Mempertahankan paham Ahlussunnah Wal Jama'ah dan membentengi mahasiswa dari radikalisme agama adalah tugas PMII dalam menghadapi kehadiran radikalisme yang berkedok agama dan intoleransi. Karena pada dasarnya, hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama khususnya kader PMII dalam menjaga keutuhan NKRI yang telah diperjuangkan oleh ulama-ulama kita.
Maka dari itu, di sinilah makna sesungguhnya yang terkandung dalam lambang PMII yang berupa bentuk perisai, yaitu peranan PMII sebagai organisasi kaderisasi dan tonggak estafet bangsa berfungsi sebagai benteng gerakan-gerakan radikal yang sudah menjamur di kampus-kampus umum di Indonesia.