Ya, secara wujud, ia memang hari libur biasa yang jatuh di hari Rabu. Bahkan suamiku masih tetap melakukan rutinitas bulutangkisnya seperti biasa.
Tentu sebenarnya ini adalah hari libur biasa, kitalah yang membuatnya tidak biasa karena ia tepat jatuh di awal tahun yang biasanya memang penuh dengan harapan. Hari dengan sejuta harapan, mungkin lebih tepat disebut demikian.
Itupun, hanya orang-orang tertentu yang menganggap demikian. Suami dan anak-anakku menjalankan business as usual. Biasa aja. Banyak orang yang justru menghindari mengistimewakan hari ini, karena prinsip dan keyakinan.
Saya termasuk segelintir orang yang menganggap ini hari istimewa. Suka atau tidak, kita memang menggunakan kalender masehi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.