Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Bagaimana Cara Merespons Teguran? Endapkan, Pahami, dan Berterimakasihlah

22 Mei 2022   11:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   11:31 425 21
Teman saya (A) berkeluh-kesah tentang status-status whatsapp yang ditulis B, teman saya yang lain.  A menganggap status B selalu negatif,  membuat orang lain tidak semangat dan terpengaruh pikiran buruk.

Waktu itu saya hanya tertawa kecil dan menyarankan agar A tak membaca status-status B yang telah membuat moodnya ambyar. Tak usah dibaca. Fokus saja pada status yang mencerahkan, memotivasi dan membuat kita jadi lebih baik.

"Ini tak bisa dibiarkan. Kalau B selalu membuat status seperti itu, aku nggak bisa tinggal diam," kata A.

Saya diam saja tak lagi berkata-kata. Saya pikir, A tak serius dengan ucapannya.

Hingga suatu saat A bercerita bahwa ia baru saja adu argumen dengan B melalui chat whatsapp.

"Aku menegur status B yang selalu childish dan penuh kekesalan," demikian cerita A.

"Lalu apa reaksinya?" tanya saya.

"B bertahan pada kengeyelannya. B resisten. Dan paling buruknya lagi, B memblokirku!"

Saya tak tahan untuk tidak tertawa. Ya, mungkin maksud A baik, tapi tetap dapat dikatakan cari-cari masalah. Mengganggu macan tidur. Memprotes sebuah status yang notabene ditulis di akun B sendiri. Saya pikir setiap orang berhak menulis apapun di statusnya, kan?

"Tidak, Mbak," A menolak pendapat saya. "Status B itu terbaca orang lain. Jadi B bisa mempengaruhi orang lain untuk berpikir senegatif dirinya. Kebiasaan buruknya itu harus dihentikan. Dan harus ada yang mengatakannya. Aku yang tidak tahan, menjadi orang pertama yang menegurnya. Biar B tahu apa yang dirasakan orang lain saat membaca statusnya yang negatif," demikian A berapi-api mengutarakan pendapatnya.

"Tapi kan B tidak dapat melihat niat baikmu? Dia menganggap kamu menyerang dia," ucap saya.

"Itu urusan B. Yang penting saya sudah berusaha. Saya sudah mengungkapkan apa yang saya anggap benar. Terima kasih B sudah memblokir nomor saya. Saya tak perlu melakukannya untuk mengenyahkan status2 buruk B dari pandangan," cengir A.

Saya tersenyum. Salut pada keberanian A. Kalau saya cenderung lebih baik memghindar. Lebih baik tidak membaca status buruk. Sudah tau buruk ya abaikan saja. Itu kalau saya. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun