" Mi, aku tuh punya tabungan di bank enggak sih?” Tanya anak sulungku sesaat setelah pulang sekolah.
" Punya dooong, memang kenapa nak?” tanyaku kembali.
“ Tadi pas pelajaran IPS kami belajar tentang sejarah uang dan Bu guru bertanya siapakah yang sudah menabung uangnya di bank, lalu hampir semua temanku sudah punya dan memiliki kartu ATMnya,” jawab anak sulungku yang sudah kelas 3 SD ini.
“ Oh begitu, kamu juga punya tabungan di bank nak, hanya saja tidak punya kartu ATM nya, system tabungnya juga langsung memotong dari tabungan mami tiap bulannya,” jawabku menjelaskan.
“ Bolehkah aku memiliki tabungan yang ada kartunya mi, aku juga mau seperti teman-temanku,” katanya lagi.
“Okd kalau begitu kapan-kapan kita ke bank yaa.. bikin tabungan buatmu,” jawabku demi membuatnya senang saat itu.
“ Aaah mami mah begitu, kapan-kapannya pasti kapaaaaan tauu deeeh, “ jawabnya lagi.
“ Okd, bulan depan ya nak, setelah bapakmu gajian deeh, hehehe..” kataku
“Horeeee!!” teriaknya riang.
------------------------------
Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, 2 hari kemudian aku menerima email dari admin Kompasiana. Aku termasuk salah satu kompasianer yang menerima undangan menghadiri peluncuran produk baru dari Bank Permata. Hari itu tanggal 25 April 2015, pagi hari aku dan 3 anakku menghadiri perayaan acara Kartini di Kelapa Gading, lalu setelah acara selesai pada siang harinya kami pergi menuju atrium Plaza Senayan dimana acara peluncuran produk baru dari Bank Permata diadakan.
Sesampainya di sana kami menjumpai mbak Nurhasanah yang merupakan salah satu admin dari Kompasiana. Beberapa kompasianer lainnya malah sudah tiba, ada teh Lilih Wilda, mbak Fie Andini, mas Agung Han, bang Tigor, mbak Sonta, dan yang lainnya.