bagi sekuntum melati
memekarkan kilau putihnya,
seperti menampung sinar bulan
kepada bintang.
Sabda akan jatuh,
setelah doa-doa ditambatkan,
seteguh sauh menuju
dasar sanubari.
Dengan lutut gemetar
Ia mohonkan-- duka api
dipadamkan, sebelum angin mengobarkan:
Duhai kokohkan aku menerima arus, bergelombang ribuan bangkai daun-daun
tanpa menaruh dendam pada sungai, yang berpatuh pada takdirnya.