Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ibuku, Penutur Pertamaku

6 Desember 2020   22:06 Diperbarui: 6 Desember 2020   22:41 39 3
Setiap azan shubuh berkumandang,  selalu mengingatkanku akan sosok seorang perempuan mulia yang telah melahirkanku ke dunia yang fana ini. Hanya pada azan shubuh. Saat itu usiaku baru menginjak lima tahun. Aku ingin sekolah seperti teman-teman lainnya. Sekolah taman kanak-kanak yang lokasinya tidak jauh dari rumahku. Sayangnya, aku tidak bisa masuk sekolah karena kendala biaya. Bapak hanyalah seorang pesuruh yang bekerja pada sebuah keluarga keturunan, sedangkan ibu hanya di rumah. Ada juga tiga orang adikku yang harus dinafkahi bapak. Dengan pertolongan seorang tetangga, akhirnya aku didaftarkan sekolah, hanya saja aku tidak bersekolah setiap hari. Hanya dua kali dalam seminggu tapi sudah cukup membuatku senang. Tatkala aku masuk sekolah pada hari pertama, ibu guru menanyakan namaku. " Indah " aku menjawabnya dengan malu-malu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun