Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Wow, Indonesia Kaya Raya Karena Nikel, Benarkah?

4 Maret 2021   18:11 Diperbarui: 4 Maret 2021   18:22 3341 0
Ingin Tahu Seberapa Melimpahnya Nikel di Indonesia?

Cadangan logam nikel Tanah Air dapat mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22 persen dari total cadangan nikel global. Berdasarkan data dari U.S Geological Survey, Mineral Commodity Summary bulan Januari 2021 lalu saja menunjukkan bahwa kita menyalip cadangan nikel Australia sebesar 20 juta ton dan Brazil 16 juta ton.

Dilansir dari CNBC Indonesia, per tahun 2020 produksi nikel Indonesia diestimasikan mencapai 760 ribu ton dan memiliki kontribusi terhadap total 30 persen dari output global. Sayangnya, dari data U.S Geological Survey, produksi nikel dari tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan nyaris 11 persen. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor.

Kekayaan yang Didapat Indonesia Melalui Nikel.

Inilah gambaran kekayaan Indonesia dari nikel jika menggunakan harga mineral acuan (HMA). Pada Februari 2021, 1 dry metric ton atau dmt logam nikel harganya mencapai US$17.434, jika cadangan nikel yaitu 21 juta ton dikalikan dengan US$17.434 maka hasilnya mencapai US$366,1 miliar.

Sementara untuk cadangan bijih nikel Indonesia pada tahun 2019 mencapai US$ 1,085 miliar ton berdasarkan data Kementerian ESDM. Jika digunakan HMA nikel 1,8 persen sebesar US$30 per ton, maka nilai cadangan bijih nikel setara dengan US$32,55 miliar. Jika nilai cadangan nikel ditotalkan maka Indonesia memiliki US$400 miliar atau sekitar Rp5,705 triliun.

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh kita?

Tren penggunaan baterai listrik dari nikel semakin pesat. Waktu demi waktu akan terus berganti, posisi mobil dengan bahan bakar minyak akan tergeser. Jika tren pesat, maka tingkat permintaan turut pesat. Artinya, nikel banyak dibutuhkan dunia. Tidak heran bila pemerintah terus menarik investor asing agar menanamkan modalnya di Tanah Air.

Berbagai usaha untuk memudahkan investor asing masuk ke Indonesia tengah dijalankan. Indonesia jelas punya bahan bakunya, tinggal bagaimana kita mengolahnya menjadi baterai listrik tersebut inilah yang terus ditekan.

Beberapa investor asing yang telah berinvestasi antara lain dari Contemporary Amperex Technology (CATL) dan LG. Belum lagi perusahaan dari Jerman yaitu Volkswagen (VW) dan BASF. Tidak menutup kemungkinan di kemudian hari investor terus bertambah.

Jangan sampai kesempatan yang terbilang tidak kecil ini malah disia-siakan begitu saja. Sangat tergiur bukan melihat angka yang fantastis dari nikel?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun