Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Ratih Putri Ki Demang Wira

4 Juli 2024   19:54 Diperbarui: 4 Juli 2024   22:07 48 3
Di masa kejayaan Kerajaan Majapahit, kehidupan penuh kemegahan dan kemuliaan. Di balik tembok istana, para punggawa bekerja dengan setia melayani raja dan ratu. Salah satu punggawa tersebut adalah Aditya, seorang pemuda gagah dan bijaksana. Aditya adalah pahlawan perang yang disegani, namun hatinya lembut dan penuh kasih.

Aditya sering mengunjungi desa-desa sekitar untuk memastikan kesejahteraan rakyat. Dalam salah satu kunjungannya ke Desa Wuluh, ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Ratih. Ratih adalah putri dari Demang Wira, pemimpin desa yang dihormati. Kecantikan dan kelembutan Ratih segera membuat hati Aditya bergetar.

Selama beberapa bulan, Aditya sering mencari alasan untuk mengunjungi Desa Wuluh. Hubungannya dengan Ratih semakin dekat, dan akhirnya ia mengutarakan perasaannya. "Ratih, kau adalah bintang yang menerangi hidupku. Maukah kau menjadi pendamping hidupku?"

Ratih tersenyum malu-malu. "Aku merasa terhormat, Aditya. Namun, keputusan ini bukan hanya milikku. Ayahku harus merestui."

Demang Wira, meskipun senang dengan kesetiaan dan kejujuran Aditya, meragukan apakah seorang punggawa kerajaan pantas untuk putrinya. "Aditya, aku tahu niatmu baik. Tapi putriku adalah hartaku yang paling berharga. Aku ingin yang terbaik untuknya."

Tak putus asa, Aditya terus berusaha menunjukkan ketulusannya. Namun, waktu berlalu, dan Demang Wira tetap tidak memberikan restu. Kecewa dan putus asa, Aditya mencari cara lain untuk mendapatkan restu Demang Wira. Suatu hari, ia mendengar tentang seorang dukun sakti bernama Ki Jagasatru, yang terkenal dapat memberikan solusi untuk masalah hati.

Aditya mengunjungi Ki Jagasatru dan menceritakan masalahnya. Ki Jagasatru mendengarkan dengan seksama dan kemudian memberikan tawaran. "Aku dapat membuat Demang Wira merestui cintamu, tapi ada harga yang harus kau bayar."

Tanpa berpikir panjang, Aditya setuju. "Apa pun harganya, aku akan bayar."

Ki Jagasatru tersenyum licik. "Baiklah. Datanglah besok malam, dan aku akan memberikan ramuan yang akan membuat Demang Wira berubah pikiran."

Esok harinya, Aditya kembali ke rumah Ki Jagasatru dan menerima ramuan tersebut. Tanpa sepengetahuan Aditya, Ki Jagasatru memiliki niat jahat. Ia berencana menggunakan kesempatan ini untuk menguasai Desa Wuluh dengan mencelakakan Demang Wira.

Aditya memberikan ramuan itu kepada Demang Wira dengan harapan akan mendapatkan restu. Namun, setelah meminum ramuan tersebut, Demang Wira merasakan tubuhnya melemah dan jatuh sakit parah. Ratih yang menyaksikan kejadian itu sangat marah dan kecewa kepada Aditya. "Bagaimana kau bisa melakukan ini, Aditya? Kau hanya memikirkan dirimu sendiri!"

Aditya merasa sangat bersalah dan bingung. Ia segera kembali ke Ki Jagasatru untuk meminta penjelasan. "Apa yang telah kau lakukan pada Demang Wira?"

Ki Jagasatru tertawa terbahak-bahak. "Kau bodoh, Aditya. Kau telah menjadi alatku. Sekarang aku bisa mengambil alih Desa Wuluh tanpa perlawanan."

Merasa dikhianati dan putus asa, Aditya kembali ke Desa Wuluh untuk meminta maaf kepada Ratih dan mencari cara menyelamatkan Demang Wira. Ratih yang menangis tersedu-sedu memohon bantuan pada para leluhur dan kekuatan spiritual yang dimiliki ayahnya.

Dalam kondisi kritis, Demang Wira mengungkapkan rahasia besar kepada Ratih. "Anakku, di dalam gua keramat desa, ada senjata dan mantra sakti yang bisa menghancurkan sihir Ki Jagasatru. Gunakan kekuatan itu untuk menyelamatkan desa kita."

Ratih, dengan keberanian yang luar biasa, pergi ke gua keramat tersebut. Di sana, ia menemukan keris sakti dan mantra yang ditinggalkan oleh leluhur mereka. Dengan bimbingan spiritual, Ratih mempelajari mantra tersebut dengan cepat.

Sementara itu, Ki Jagasatru mulai mengerahkan kekuatan jahatnya untuk menguasai desa. Namun, saat ia hendak melancarkan serangan terakhir, Ratih muncul dengan keris sakti dan mulai melantunkan mantra. Ki Jagasatru terkejut melihat kekuatan yang dimiliki Ratih dan mencoba melawannya dengan sihirnya.

Pertarungan sihir antara Ratih dan Ki Jagasatru berlangsung sengit. Meskipun Ki Jagasatru memiliki kekuatan besar, Ratih dengan keteguhan hati dan bantuan leluhur berhasil mengalahkannya. Keris sakti itu menghancurkan Ki Jagasatru dan menghapus semua pengaruh buruk yang ia sebarkan.

Setelah pertempuran berakhir, Demang Wira pulih dari sakitnya. Ia tersenyum bangga kepada putrinya dan Aditya yang kini benar-benar menyesali perbuatannya. "Aditya, kau telah belajar pelajaran berharga. Kesetiaan dan cinta sejati tidak pernah membutuhkan sihir atau tipu muslihat."

Aditya menundukkan kepala. "Aku sangat menyesal, Demang Wira. Aku hanya ingin mencintai dan melindungi Ratih. Aku bersumpah akan mengabdikan hidupku untuk kebahagiaannya."

Demang Wira akhirnya memberikan restunya. "Aku melihat ketulusan hatimu sekarang. Jagalah Ratih dengan baik."

Ratih dan Aditya akhirnya menikah dengan restu Demang Wira.**

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun