Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dunia Kecil yang Hilang

12 Februari 2010   10:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57 51 0
Ada selaksa kata tak terungkap dalam diam
muncul setelah sekian lama mengintai dari sudut-sudut sempit hatinya
bahwa banyak hal berkutat di luar dunia kecil
Hal-hal tak dapat lagi disatukan secara paksa
Kalaupun bisa, hanya akan menimbulkan lebih banyak konflik
Lebih banyak duka

Mata air, air mata
Mata air sumber kesuburan
Air mata sumber kesedihan
Kerap hadir melanda peradaban negeri
Mata-mata pun terbuka
Air-air pun mengalir

Lalu dunia kecil pun berakhir baginya
Dunia kecil adalah dunia kebebasan
Tak ada aturan menyalahi aturan
Ia ingin kembali kedunia kecilnya
Terhibur dengan satu permen
Lucu dan imut

Rentang waktu mengintai peradaban negeri Indonesia tercinta
Elit-elit negara berperang dengan jiwa
Jiwa-jiwa yang menguras menindas simiskin
Bentuk-bentuk penjajahan merayap negeri Indonesia
Ia tidak tahu penjajahan model apa itu
Melihat penjajahan yang tak pernah ia lihat dalam dunia kecilnya

Inikah dibilang kerakyat tan
Keadilan diujung bedil

Ketulusan diujung belati
Disepak, diterjang, bak gemuruh pasir dalam ombak menghempas bibir karang
Manusia-manusia rakus berdiri berjejer
Antrian bebek kerap jadi lakonan
Jayalah Indonesia, Indonesia jaya
Berkibarlah bendera, bendera yang dikibarkan
Bersatulah, satukan satu-satu
Berdo’alah do’a-do’a pertentangan
Terlalu mudakah aku membicakan negeri ini.??!
(INAS.OOS)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun