Sayang, kau tahu beberapa hari terakhir ini saya begitu bahagia. Meski tak dipungkiri ada air mata yang dengan setia mengiringinya. Kau telah berkenan berusaha menjadi seperti yang saya inginkan. Kau kembali mau bercerita lalu bercinta. Saya sempat mengkhawatirkan kondisimu yang harus pontang panting kesana kemari menyelesaikan tugas dan masalah seorang diri. Padahal saya selalu berharap kau mau melibatkan saya dalam setiap urusanmu. Bukan maksud hati ingin mencampuri privasimu terlalu dalam, tapi bukankah kita adalah sepasang kekasih? dimana kesalingan selalu menjadi landasan utamanya.
KEMBALI KE ARTIKEL