Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Otak Berbakat... Seperti Apakah Itu??

27 Desember 2010   06:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 293 0

Berbicara tentang otak, seperti pada artikel sebelumnya tentang Otak Manusia yang kompleks, memang otak manusia itu kompleks dengan berbagai neuron-neuron yang menghiasinya. Adakah perbedaan antara otak manusia yang satu dengan otak manusia yang lain? Menurut para ahli yang sudah pernah meneliti tentang susunan otak, susunan otak antara manusia itu berbeda-beda. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan tingkat keberbakatan manusia yang bersangkutan.

Secara morfologi, otak anak berbakat berbeda dari anak biasa dalam hal efisiensi neuron dan kecepatan keterhubungan internalnya dalam otak. Mereka lebih mudah memahami hubungan antarberbagai komponen. Otak anak berbakat juga 10 persen lebih cepat berfungsi daripada otak anak normal lainnya, serta mampu menghasilkan sinyal-sinyal dalam jumlah besar dan lebih tinggi lalu lintas antara belahan otak kiri dan kanannya. Tidak hanya itu, otak anak berbakat juga lebih memiliki ketrampilan focus, sehingga mampu lebih terampil dalam berpikir dan efektif mengolah informasi. Otak mereka juga lebih memiliki aktivitas elektris dan aktivitas kimiawi.

Sebagai contoh nyata, otak Albert Einstein (seorang yang sudah tidak lagi disangkal kejeniusannya, pasti ia berbakat) ada lebih banyak jumlah “glial” per neuronnya dari rata-rata orang biasa. Yakni 73 persen lebih banyak dari 11 orang lainnya yang diteliti. Neuron merupakan unsur dasar dari sistem susunan saraf, yang jumlahnya sekitar 10 triliun. Dengan neuron yang istimewa inilah manusia berpikir, mengingat dan mengalami emosi. Namun neuron-neuron itu secara fisik dikelilingi oleh sel “glia” yang memperkaya neuron dan memperbarui fungsinya. Dengan banyaknya sel “glia” inilah pemrosesan berbagai informasi dapat berlangsung dengan cepat dan dapat memunculkan berbagai keterampilan yang penuh dengan inspirasi dan inovasi.

Namun sayangnya, sebagian besar manusia masih hanya mengoptimalkan kerja otaknya sekitar lima persen saja dari rata-rata otak yang semestinya digunakan. Hal inilah yang akan mengakibatkan bagian otak lainnya tidak mendapat rangsangan untuk berkembang optimal, sehingga menjadi mati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun