Diujung sore dalam perjalanku, aku lihat anak kecil memainkan alat musik yang cukup sederhana, alat musik tutup botol. Tapi saya yakin bagi dia itulah hal yang paling berharga dalam hidupnya..akhirnya aku juluki dia dengan “Anak Tutup Botol”, julukan itu bukan untuk menghina, tetapi aku rasakan hanya dengan tutup botol anak itu gantungkan hidupnya…dan dia mampu untuk hidup..hari-hari dilalui dengan gemerincing suara tutup botol untuk mendapat gemerincing uang logam dari orang yanglewat…dia menyanyi dan terus menyayikan lagu yang tanpa ekspresi dan penghayatan.. semua datar tanpa nada yang teratur sebab dia sendiri sedang menyayikan sebuah lagu kehidupan yang perih dan getir lagu tanpa lirik.Sedangkan orang-orang yang lewat banyak menyanyikan lagu kemewahan, dengan lirik yang mungkin penuh keculasan dan kebohongan. Entah apa dasar orang itu memberi, bisa karena iba atau juga karena “anak tutup botol” itu biar segera berlalu, yang dia pikir kehadiran “anak tutup botol” hanya menambah semak atau ruwet dalam hidupnya..
KEMBALI KE ARTIKEL