Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Garuda di Rumah Paman

1 Juni 2013   15:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:41 80 0

Seperti biasanya setelah lebaran
keluarga besarku berkumpul
kali ini
arenanya di rumah paman




Rumah paman menaungi banyak burung
paman sangat suka mendengar nyanyian mereka
baginya itu obat murung




Banyak sangkar menjadi hiasan langit rumah
tidak hanya burung-burung
kami juga berkicau
, mencoba ramah
atau entahlah





Paman, Ayah, Ibu, Bibi sampai Kakek dan nenek
ikut berkicau
mereka berebut
sangkar emas burung Garuda




Di rumah paman ada berbagai macam burung yang berkicau
kecuali burung Garuda bersangkar emas
dia hanya diam





Paman mengaku sangkar itu miliknya,
“Garuda itu sudah aman dan nyaman di sini”
Ayah menjawab, "kamu sudah banyak burung di sini
kau urusi burung gereja itu
dia selalu menyanyi untukmu"
garuda
masih diam




Garuda bersedialah ke rumahku
jadilah hiasan langit surgaku, akan aku berikan makanan
yang lezat
, bujuk ayah dan ibu

Dengan berbagai cara ayah dan paman bersaing
paman menyembunyikan tangga
ayah memuja-muja


Garuda hanya diam
tak menghiraukan perdebatan


Garuda tak melihat ke bawah
tak melihat keadaan paman
, tak melihat keadaan ayah

Kakek dan nenek hanya melihat
di kursi goyang nikmat

Kakek dan nenek beranjak, semua diam
“burung garuda dan sangkar itu milikku, aku wariskan ke kalian
untuk menjaganya bukan untuk menguasainya”
kakek dan nenek diam, diam dan diam
mereka meninggal

Semua berkicau

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun