Di penghujung tahun 2015 ini dunia media dihiasi dengan berita mundurnya beberapa pejabat tinggi negara. Seiring dengan mundurnya para pejabat tersebut ada yang senyap ada pula yang hiruk pikuk pemberitaan terutama bila yang mundur adalah pemegang jabatan tinggi di bidang politik. Yang pertama adalah mundurnya Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Sigit Priadi Pramudito. Alasan mundur adalah karena perolehan pajak tidak memenuhi target yang dipatok sebesar IDR 1.294 triliun untuk tahun 2015 ini. Kemunduran pemegang amanah pimpinan tertinggi Direktorat Jenderal Pajak ini terbilang senyap lantaran tidak banyak media yang memberitakan, beda dengan kemunduran Ketua parlemen negeri ini yaitu Ketua DPR-RI Setya Novanto yang heboh berhari-hari lantaran mundurnya bukan karena sukarela tetapi dipaksa mundur yang didahului dengan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan yang mirip pertunjukan lawak dan menggelikan. Dipaksa artinya bukan kemauan sendiri tetapi ada orang lain yang menginginkan dengan keharusan yang bersangkutan keluar dari tempatnya karena mundurnya tidak dengan ikhlas dan sukarela.
KEMBALI KE ARTIKEL