Sampai Juli 2015 kabar yang terdengar dari Tanah Abang adalah kembalinya kesemrawutan, kembalinya premanisme, kembalinya ketidakpedulian pada hukum, dan kembalinya kecentangperenangan. Sungguh sangat disayangkan, ketertiban dan keteraturan yang sudah bisa ditegakkan pada Agustus 2013, kini hilang tak berbekas. Perlahan-lahan Tanah Abang kembai ke kondisinya semula: kumuh, kacau-balau, penuh praktik pemerasan dan premanisme, macet, sumpek, bikin cape. Kok bisa? Nanti kita lihat, sekarang simak dulu kondisi Tanah Abang tahun 2013, yang pernah memberi harapan segar akan terwujudnya sebuah pusat grosir tekstil dan garmen kelas dunia dan PKL-nya yang sejahtera...
KEMBALI KE ARTIKEL