Laki laki itu berwajah purnama tanggal dua belas, tak redup dan tak juga terang. Sorot matanya lemah. Di sepanjang semester ia kurang tidur. Kertas kertas berserakan memenuhi biliknya yang sempit terhimpit bilik yang lain. Lelaki itu selalu terjaga sepanjang malam bersama kepulan asap kopi dari gelas plastiknya, mengabdi pada detak jam dinding yang mengeras dan mengendur.
KEMBALI KE ARTIKEL