Aku menemuinya setelah menikmati riuh pesta pora di kepala. Menghapus titik titik yang merembes dari sudut mata, tak urung kutarik juga sebuah kursi di depannya duduk. Menjemput resah yang aku khawatirkan jauh jauh hari, aku menatap matanya dengan kembali berkaca kaca.
KEMBALI KE ARTIKEL