"Dhuk, kopinya ayo segera bawa keluar" lamunanku buyar saat kalimat itu masuk ke telingaku. Buru buru kulempar serbet di tangan lalu sedikit merapikan rambut. Kupantaskan dulu senyumku sebelum hilang dari pandangan Ibu, menuju ruang tamu yang meriah.
KEMBALI KE ARTIKEL