Tatapmu mengintimidasi
Bicaramu seperti memprovokasi
Senyummu mengandung sugesti
Dimataku, kau adalah karya terindah yang diciptakan Tuhan untuk mengisi duniaku
Kau telah menghancurkan tembok tak kasat mata milikku, bahkan tanpa melakukan apapun
Kau telah melelehkan hati yang beku ini, hanya dengan guratan senyum diwajah
Kau telah memperdaya diriku, dengan segala pemikiran yang kaucurahkan
Aku telah terperdaya oleh hatiku sendiri
Ragaku bak dirantai tatkala melihatmu
Rasionalitasku bak ditelan bumi tatkala mendengar opinimu
Aku memang bodoh
Karena telah membiarkan perasaanku padamu tumbuh membabi buta dan menjalar ke setiap penjuru hati
Bolehkah aku berkata jujur?
Hatiku hancur mengetahui bahwa kau telah dimiliki yang lain
Melihatmu bahagia bersamanya, aku sangat tidak bahagia
Jika memang cinta tak harus memiliki,
Lantas mengapa meninggalkan pedih saat taada yang memilih?