Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

"Air & Api" yang Mengajarkan Soal Profesionalitas

15 April 2015   10:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:05 189 0

Oke, siapa pun pasti sudah pernah menonton "Titanic". Film yang dibintangi si Cantik Kate Winslet itu kan film masa lampau sekali. Belum lagi sudah beberapa kali diputar di beberapa stasiun televisi. Pun pernah diputar ulang di bioskop dalam bentuk tiga dimensi.

Bicara soal "Titanic", dan mungkin film-film sejenis itu (yang soal bencana begitu), aku selalu terkesan dengan cara pembuatannya. Film-film seperti "Titanic", "Krakatoa", dan yang sejenisnya itu memang daya tariknya itu sebetulnya bukan di story line, melainkan di permainan efek, sehingga membuat kita jadi merasakan atmosfer bencana yang tersurat dalam filmnya. Pasti tak gampang membuatnya. Pasti butuh perjuangan lebih daripada yang dibutuhkan untuk membuat film-film yang tak butuh permainan efek. Seperti film-film bergenre drama atau komedi.

Ternyata juga film-film semodel "Titanic" begitu, tak mutlak milik Hollywood. Asia juga bisa. Ada beberapa film Asia yang sekiranya bisa menandingi Hollywood. Seperti film Thailand yang keluar pada tahun 2012, "Love at  the First Flood". Film yang scene-scene banjirnya itu sungguh bikin aku terpukau. Alhasil jadi lupa dengan story line-nya yang rada klise.

Tak hanya Thailand, Indonesia pun bisa membuat film yang sama. Masih ingat dengan "Si Jago Merah"? Itu, lho, film yang bercerita soal dunia pemadam kebakaran yang diceritakan secara jenaka. Memang sih, "Si Jago Merah" itu masih kurang mengena permainan efeknya (tapi tidak dengan ceritanya yang masih terngiang di kepala). Tapi untuk film sekuelnya, wow, jangan ditanya deh, luar biasa. Ada peningkatan dari "Si Jago Merah" soal penggunaan segala efeknya. Habis menontonnya itu jadi naik beberapa bar tingkat nasionalisme. Serasa bangga begitu, jadi warga negara Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun