Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Nostalgia Masa Sekolah dalam My Boss, My Hero

7 Januari 2014   10:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 912 1
Ternyata kepintaran tak berbanding lurus dengan kebaikan. Orang dikatakan cerdas itu belum berarti orang itu baik. Namun setidaknya, kecerdasan itu bisa membuat seseorang menjadi lebih bijak. Itu seperti kata pepatah lama: "Seperti ilmu padi; semakin berisi, semakin merunduk". Sekiranya itulah mungkin pesan terselubung dalam drama Jepang berjudul "My Boss My Hero" yang disutradarai oleh Toya Sato, Noriyoshi Sakuma, dan Jun Ishio itu. Drama komedi ini mungkin sudah banyak yang tahu. Sekiranya tertarik, kalian bisa menemukannya dengan mudah di lapak-lapak VCD-DVD bajakan. Banyak pula situs yang sudah memberikan file unduhannya. Wajar saja, drama yang dibintangi oleh Tomoya Nagase ini rilis di Jepang pada 8 Juli 2006. Sudah cukup lama, namun berani jamin, ceritanya cukup berkesan di pikiran. Drama ini merupakan drama yang tak lekas lupa dari memori. "My Boss My Hero" ini menceritakan mengenai Makio Sakaki, seorang pemuda berusia 27 tahun yang kelak akan mewarisi geng yakuza yang cukup terkenal di daerah Kanto. Ia sebetulnya punya modal menjadi pemimpin yakuza. Nyalinya besar dan cukup jago bela diri. Hanya saja, kelemahannya satu: ia bodoh. Ia tak sepintar adiknya, Mikio yang kuliah di Amerika Serikat. Gara-gara kebodohannya itulah, ia sempat hendak dicoret sebagai ahli waris oleh ayahnya. Untungnya, ayahnya masih punya hati. Ia diberikan satu kesempatan menjadi penerus geng yakuza tersebut dengan syarat harus mau disekolahkan kembali. Demi tak kehilangan martabat di depan adiknya, ia rela menerima tawaran tersebut. Lalu diuruslah segala persyaratannya. Karena ayahnya merupakan teman dari kepala sekolah SMA St. Agnes, ia bisa dengan mudah menyusup tanpa ketahuan jika ia bukan remaja lagi. Memang yah, yang namanya nepotisme itu selalu ada dimana-mana; termasuk di Jepang yang punya etos kerja yang patut diacungi jempol.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun