Apa gunanya pergaulan Indonesia di dunia internasional jika wibawa seolah tidak punya bila tak ingin dikatakan lemah (?)
Wibawa Indonesia kembali berulang diuji oleh negara-negara tetangga. Kali ini yang menguji negara kita adalah Singapura yang memprotes nama pahlawan Usman dan Harun disematkan sebagai nama KRI.
Negara sekecil Singapura dengan beraninya menguji kewibawaan Indonesia.
Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Marwan Adam mengatakan, kemungkinan saat ini pemerintah Singapura sedang ingin mengetes reaksi Indonesia mengingat sekarang negara itu telah banyak meminjamkan uang kepada Indonesia.
Mayoritas rakyat negeri ini dipastikan tidak tahu bila selama ini Indonesia berhutang ke Singapura. Dan rakyat pun tidak mau tahu masalah hutang tersebut terkecuali wibawa negeri ini sudah diuji, dan berharap sebuah ketegasan yang dapat membungkam kelancangan negeri tetangga itu.
Sudah berkali-kali rakyat negeri ini menahan nafas, mengelus dada karena menahan amarah terhadap perilaku negara-negara tetangga yang merongrong kewibawaan Indonesia. Kita tentu ingat peristiwa imigran gelap yang masuk ke wilayah Indonesia dengan difasilitasi oleh Australia. Sebelumnya penyadapan telpon sejumlah pejabat Indonesia dalam kurun waktu 2007-2009, dan Singapura disebut-sebut ikut membantu penyadapan tersebut.
Dengan negara tetangga lainnya, Malaysia juga pernah menguji kita dengan klaim pulau Sipadan serta sejumlah perlakuan buruk terhadap TKI kita di negeri jiran tersebut.
Dari semua permasalahan yang menguji wibawa dan kedaulatan negara itu, sikap Indonesia selalu bertindak dengan soft diplomacy yang mengarah ke soft power. Dengan diplomasi seperti itu, negara-negara tetangga bukan tidak mungkin menganggap Indonesia takut dan tak punya nyali dengan bereaksi keras, sehingga kewibawaan negara kita kembali ke depannya diuji dan diuji. Dengan prinsip Million Friends, Zero Enemy, lalu disertai dengan soft diplomacy dan soft power, posisi Indonesia bukan mustahil nantinya semakin terpuruk didalam pergaulan internasional; menjadi pecundang.
Miris kita semua melihat kondisi negeri yang tidak saja besar teritorialnya, juga rakyat dan sumber daya alamnya.