Warga sudah capek mengeluh, berteriak pun percuma, bahkan unjuk rasa, hanya merubah keadaan sebentar, akan kembali seperti semula. Buktinya pihak PLN di kotaku, setelah didemo warga, kemudian diadakan pertemuan di gedung DPRD antara Pemkab, DPRD, PLN, dan perwakilan warga; hasilnya pihak PLN setempat menyatakan sejak tanggal 5 Nopember 2012 tak ada lagi pemadaman. Nyatanya hampir setiap hari; baik siang maupun malam masih saja terjadi pemadaman.
Bingung jika memikirkan kondisi dan bagaimana kinerja PLN.
Jaringan listrik di kotaku dialirkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang lokasinya berada ratusan kilometer. Selain itu juga didukung oleh Pembangkit bertenaga diesel, serta aliran listrik yang dibeli dari sebuah perusahaan produsen semen terkenal. Tapi tetap saja tak membuat aliran listrik menyala normal. Ironisnya lagi daerahku merupakan penghasil batubara terbesar di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, yang mana batubara menjadi penggerak turbin-turbin uap pembangkit listrik. Daerah panghasil batubara, tapi listriknya tak keruan.
Warga tak cuma mengeluhkan pemadaman listrik saja, tapi juga akibatnya. Karena sering listrik padam secara mendadak, akibatnya peralatan elektronik menjadi cepat rusak.
Memang tak banyak pilihan jika ingin menikmati listrik di negeri ini; dari PLN, atau membuat sendiri pembangkit, atau jika kelebihan duit membeli mesin pembangkit listrik sendiri untuk keperluan pribadi.
Sumpah serapah dari ribuan warga kotaku tak membuat PLN lebih bagus dalam melayani kelistrikan. Bagaimana tidak, sumpah serapah terlontar ketika listrik padam mendadak; saat sedang senyuap nasi waktu makan malam, ketika sedang asyik menonton tayangan favorit di televisi, atau saat sedang berkerja menggunakan komputer, dan banyak kegiatan lainnya yang menggunakan listrik.