Para penyanyi dan musisi tersebut memang memiliki ciri khas dan gayanya tersendiri. Pengakuan terhadap mereka bukan berdasarkan voting SMS seperti yang banyak dilakukan oleh event pencarian bakat, bukan pula oleh lembaga survey, tapi langsung secara spontan dari masyarakat. Namun tak dipungkiri peran media dari berbagai jenis patut diperhitungkan terkait pencitraan terhadap mereka.
Penyanyi atau musisi pertama yang tak dapat dipungkiri mendapat pengakuan langsung dari masyarakat negeri ini adalah si Raja Dangdut, Rhoma Irama atau lebih populer dengan panggilan Bang Haji maupun Bang Rhoma. Penyanyi dan musisi yang satu ini memang memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri, sehingga tak jarang gaya berpakaian, bicara, dan penampilannya pun ditiru banyak orang.
Kemudian Elvi Sukaesih. Penyanyi ini dinobatkan sebagai Ratu Dangdut, meski tanpa mahkota dan singgasana. Elvi diketahui sempat berduet dengan penyanyi Mansyur, S dan Rhoma Irama. Suara bagus Elvi Sukaesih, tak jarang pula menginspirasi para para penyanyi dangdut setelahnya.
Ada pula Camelia Malik. Putri musisi Jamaluddin Malik ini merupakan saudara seibu dari penyanyi atau rokcer ternama di negeri ini, Achmad Albar. Mantan istri dari musisi Reynold Panggabean ini mendapat julukan sebagai Ratu Jaipong. Mia, panggilan Camelia Malik, memang piawai menari jaipong, selain menyanyi tentunya.
Ada lagi Mendiang Andi Meriam Mattalatta. Penyanyi mendapat julukan Mutiara Dari Selatan, dikarenakan suaranya yang memang bagus dan merdu. Padahal di masa-masa Andi Meriam menyanyi, tak kurang nama penyanyi beken seperti; Grace Simon, Hetty Koes Endang, ataupun Rafika Duri.
Kemudian Vina Panduwinata. Penyanyi ini terkenal dengan julukannya yang diambil dari sebuah judul lagunya yang hit, "Burung Camar".
Padahal tak sedikit para penyanyi dengan lagunya yang top. Ambil contoh, Iwan Fals (Virgiawan Listiyanto) yang terkenal dengan lagu berjudul "Oemar Bakrie". Namun judul lagu tersebut tak dinisbatkan kepadanya dengan sebutan Iwan "Oemar Bakrie" Fals.
Publik tampaknya lebih jujur daripada para juri yang biasa menjadi penilai. Karena publik dalam memberikan penilaian tanpa tendensi apapun kecuali rasa senang dan kekaguman.