Dari ku mebencinya hingga ku belajar mengguminya
Terpenjarakah, bosankah entah apa
BEBAS, ku mulai menyukai kata itu
***
Memang rasaku belum ku asah
Imajinasiku tak mampu melampau batas
Bukan cahaya lampu disko yang mengartikan kebebasnku
Nafasku hanya udara biasa, bukan aroma khas serbuk-serbuk nakal
Air yang ku minum hanya segelas air putih
Bukan air dari si kakek-kakek tua itu
***
Biarkanku menuliskan kata BEBAS dengan caraku
Aku mau sejenak melupakan siapa diriku
Agar jiwaku tak meledak mengungkapkannya
Bebas ku seperti layang-layang yang sedang terbang
Kala ku ingin menyentuh bulan, tapi benang ini selalu menarik ku
Bahkan jatuh sekalipun
Tak dapat ku tersungkur, oleh kerasnya kerikil tajam yang menuking
Benang ku benang sakti
Ia mengulurku kala ku mulai oleng di tiup oleh badai
Benangku benang sakti
yang tak dapat kau jumpai di toko manapun
Benangku benang sakti
Yang mungkin dapat kau temukan dengan mengalinya
Jika kau mau
***
Bebas ku hanya sebatas imajinasi ku
Hanya sebuah kata centil dan mengelitik
Ku dapat menjadi siapapun yang ku ingin didalamnya
Bebas ku hanya aku yang merasakannya
Gairah, nafsu , erotis bukan sensualitas
***
Bebas ku makna tersirat
yang dapat membuat mu terpikat
Mungkin hati ini sedikit berteriak
Melihat kegilaan yang ku buat
****