otakku lelah berfikir, kejenuhan telah mengkrangkengku
tubuhku lemas tak berkutik
kebimbangan mungkin telah memasungku
***
semu pikiranku terhadap kalian
kalian nyata tapi tak dapat kusentuh
raga kalian seperti telah bercampur dalam sukma kehidupanku
kala ku berfikir takdir
bak seperti tercambuk oleh pisau dunia
kala ku berfikir takdir
biarkanku bermain dengan fantasi gilaku
biarkankku berdecak kagum oleh sosokmu
***
hela nafasku panjang
tersadar dalam mimpiku
entah kekuatan apa yang kau beri
kini kau sebagian dalam hidupku
pikiranku sudah kau rampas
hatiku kini telah kau jarah
bahkan kerajaan mimpiku kau rajai itu
***
gerakku terbatas oleh pengaruh CINTA yang kau bawa
seperti robot yang tergerak oleh si bangsat CINTA
entah apa yang membawamu
***
burung itu banyak yang bercelote
memangnya mengapa kalau kita berbeda
hidup ini aku yang punya
kalian siapa
hanya pencundang yang belajar bernyanyi
***
aku tak perlu izin kalian
untuk memjalani hidupku
biarkan kami bercumbu mesra
jiwa muda kami seperti terbakar
***
memangnya mengapa kalo ku menikmati
secangkir kopi putih ini
biarkan aku menangis kala ku tertawa
biarkan aku tertawa kala ku menangis
biarkan ku melepaskan payungku kala hujan
biarkan ku berjalan kala tertidur
biarkanku menikmati hiruk piruk malam jakarta
hidup ini aku yang punya
***
hanya ombak, hembusan angin
dan sinar malam yang mengetahui semuanya
sebuah nilai kebebasan
yang mulai ku menyukai kata itu
bebasku bukan seperti kau